Al Quran Juz 25 | Arab, Latin, Terjemah Indonesia

Al Quran Juz 25 dimulai dari Surat Fussilat Ayat 47 hingga Surat Al-Jatsiyah Ayat 37. Untuk mulai membaca, silahkan klik salah satu judul surat dibawah ini untuk membuka seluruh surat dan ayat, dan klik lagi jika ingin menutupnya.

Al Quran Juz 25 dan Terjemah Indonesia

Surat Fussilat (47-54) | Al Quran Juz 25

 

  

۞ إِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ السَّاعَةِ ۚ وَمَا تَخْرُجُ مِن ثَمَرَاتٍ مِّنْ أَكْمَامِهَا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ ۚ وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ أَيْنَ شُرَكَائِي قَالُوا آذَنَّاكَ مَا مِنَّا مِن شَهِيدٍ ﴿٤٧﴾ 

(47) Kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang hari kiamat . Dan tidak ada buah-buahan keluar dari kelopaknya dan tidak seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Pada hari Tuhan memanggil mereka: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu?" ; mereka menjawab: "Kami nyatakan kepada Engkau bahwa tidak ada seorangpun di antara kami yang memberi kesaksian (bahwa Engkau punya sekutu)".

  

وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَدْعُونَ مِن قَبْلُ ۖ وَظَنُّوا مَا لَهُم مِّن مَّحِيصٍ ﴿٤٨﴾ 

(48) Dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka sembah dahulu, dan mereka yakin bahwa tidak ada bagi mereka sesuatu jalan keluarpun.

  

لَّا يَسْأَمُ الْإِنسَانُ مِن دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِن مَّسَّهُ الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ ﴿٤٩﴾ 

(49) Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.

  

وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً مِّنَّا مِن بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَـٰذَا لِي وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِن رُّجِعْتُ إِلَىٰ رَبِّي إِنَّ لِي عِندَهُ لَلْحُسْنَىٰ ۚ فَلَنُنَبِّئَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِمَا عَمِلُوا وَلَنُذِيقَنَّهُم مِّنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ ﴿٥٠﴾ 

(50) Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku, dan aku tidak yakin bahwa hari kiamat itu akan datang. Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya". Maka Kami benar-benar akan memberitakan kepada orang-orang kafir apa yang telah mereka kerjakan dan akan Kami rasakan kepada mereka azab yang keras.

  

وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَىٰ بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو دُعَاءٍ عَرِيضٍ ﴿٥١﴾ 

(51) Dan apabila Kami memberikan ni'mat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo'a.

  

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن كَانَ مِنْ عِندِ اللَّهِ ثُمَّ كَفَرْتُم بِهِ مَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ هُوَ فِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ ﴿٥٢﴾ 

(52) Katakanlah: "Bagaimana pendapatmu jika (Al Qur'an) itu datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh?"

  

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ ﴿٥٣﴾ 

(53) Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?

  

أَلَا إِنَّهُمْ فِي مِرْيَةٍ مِّن لِّقَاءِ رَبِّهِمْ ۗ أَلَا إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُّحِيطٌ ﴿٥٤﴾ 

(54) Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.

  

 

 

Surat Asy Syura | Al Quran Juz 25

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  1. حٰمۤ ۚ ḥā mīmHa Mim
  2. عۤسۤقۤ ۗ ‘Aīn sīn qāfAin Sin Qaf
  3. كَذٰلِكَ يُوْحِيْٓ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۙ اللّٰهُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ każālika yụḥī ilaika wa ilallażīna ming qablikallāhul-‘azīzul-ḥakīmDemikianlah Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana mewahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada orang-orang yang sebelummu.
  4. لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīmMilik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Mahaagung, Mahabesar.
  5. تَكَادُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِمَنْ فِى الْاَرْضِۗ اَلَآ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ takādus-samāwātu yatafaṭṭarna min fauqihinna wal-malā`ikatu yusabbiḥụna biḥamdi rabbihim wa yastagfirụna liman fil-arḍ, alā innallāha huwal-gafụrur-raḥīmHampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Allah) dan malaikat-malaikat bertasbih memuji Tuhannya dan memohonkan ampunan untuk orang yang ada di bumi. Ingatlah, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
  6. وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهُ حَفِيْظٌ عَلَيْهِمْۖ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ wallażīnattakhażụ min dụnihī auliyā`allāhu ḥafīẓun ‘alaihim wa mā anta ‘alaihim biwakīlDan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; adapun engkau (Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka.
  7. وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لِّتُنْذِرَ اُمَّ الْقُرٰى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيْهِ ۗفَرِيْقٌ فِى الْجَنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِى السَّعِيْرِ wa każālika auḥainā ilaika qur`ānan ‘arabiyyal litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā wa tunżira yaumal-jam’i lā raiba fīh, farīqun fil-jannati wa farīqun fis-sa’īrDan demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu dalam bahasa Arab, agar engkau memberi peringatan kepada penduduk ibukota (Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (Kiamat) yang tidak diragukan adanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka.
  8. وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَهُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ يُّدْخِلُ مَنْ يَّشَاۤءُ فِيْ رَحْمَتِهٖۗ وَالظّٰلِمُوْنَ مَا لَهُمْ مِّنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ walau syā`allāhu laja’alahum ummataw wāḥidataw wa lākiy yudkhilu may yasyā`u fī raḥmatih, waẓ-ẓālimụna mā lahum miw waliyyiw wa lā naṣīrDan sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia jadikan mereka satu umat, tetapi Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka pelindung dan penolong.
  9. اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۚ فَاللّٰهُ هُوَ الْوَلِيُّ وَهُوَ يُحْيِ الْمَوْتٰى ۖوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ amittakhażụ min dụnihī auliyā`, fallāhu huwal-waliyyu wa huwa yuḥyil-mautā wa huwa ‘alā kulli syai`ing qadīrAtau mereka mengambil pelindung-pelindung selain Dia? Padahal Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya). Dan Dia menghidupkan orang yang mati, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
  10. وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيْهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبِّيْ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُۖ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ wa makhtalaftum fīhi min syai`in fa ḥukmuhū ilallāh, żālikumullāhu rabbī ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi unībDan apa pun yang kamu perselisihkan padanya tentang sesuatu, keputusannya (terserah) kepada Allah. (Yang memiliki sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya aku kembali.
  11. فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّمِنَ الْاَنْعَامِ اَزْوَاجًاۚ يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِۗ لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ fāṭirus-samāwāti wal-arḍ, ja’ala lakum min anfusikum azwājaw wa minal-an’āmi azwājā, yażra`ukum fīh, laisa kamiṡlihī syaī`, wa huwas-samī’ul-baṣīr(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.
  12. لَهٗ مَقَالِيْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۚاِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ lahụ maqālīdus-samāwāti wal-arḍ, yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdir, innahụ bikulli syai`in ‘alīmMilik-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
  13. ۞ شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِۗ اَللّٰهُ يَجْتَبِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُۗsyara’a lakum minad-dīni mā waṣṣā bihī nụḥaw wallażī auḥainā ilaika wa mā waṣṣainā bihī ibrāhīma wa mụsā wa ‘īsā an aqīmud-dīna wa lā tatafarraqụ fīh, kabura ‘alal-musyrikīna mā tad’ụhum ilaīh, allāhu yajtabī ilaihi may yasyā`u wa yahdī ilaihi may yunībdiwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).
  14. وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ wa mā tafarraqū illā mim ba’di mā jā`ahumul-‘ilmu bagyam bainahum, walau lā kalimatun sabaqat mir rabbika ilā ajalim musammal laquḍiya bainahum, wa innallażīna ụriṡul-kitāba mim ba’dihim lafī syakkim min-hu murībDan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur’an) itu.
  15. فَلِذٰلِكَ فَادْعُ ۚوَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْۚ وَقُلْ اٰمَنْتُ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنْ كِتٰبٍۚ وَاُمِرْتُ لِاَعْدِلَ بَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۗ لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۗ لَاحُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۚوَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ ۗ fa liżālika fad’, wastaqim kamā umirt, wa lā tattabi’ ahwā`ahum, wa qul āmantu bimā anzalallāhu ming kitāb, wa umirtu li`a’dila bainakum, allāhu rabbunā wa rabbukum, lanā a’mālunā wa lakum a’mālukum, lā ḥujjata bainanā wa bainakum, allāhu yajma’u bainanā, wa ilaihil-maṣīrKarena itu, serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, “Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.”
  16. وَالَّذِيْنَ يُحَاۤجُّوْنَ فِى اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا اسْتُجِيْبَ لَهٗ حُجَّتُهُمْ دَاحِضَةٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ wallażīna yuḥājjụna fillāhi mim ba’di mastujība lahụ ḥujjatuhum dāḥiḍatun ‘inda rabbihim wa ‘alaihim gaḍabuw wa lahum ‘ażābun syadīdDan orang-orang yang berbantah-bantah tentang (agama) Allah setelah (agama itu) diterima, perbantahan mereka itu sia-sia di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan mereka mendapat azab yang sangat keras.
  17. اَللّٰهُ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ وَالْمِيْزَانَ ۗوَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيْبٌ allāhullażī anzalal-kitāba bil-ḥaqqi wal mīzān, wa mā yudrīka la’allas-sā’ata qarībAllah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dengan (membawa) kebenaran dan neraca (keadilan). Dan tahukah kamu, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat?
  18. يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهَاۚ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مُشْفِقُوْنَ مِنْهَاۙ وَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهَا الْحَقُّ ۗ اَلَآ اِنَّ الَّذِيْنَ يُمَارُوْنَ فِى السَّاعَةِ لَفِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ yasta’jilu bihallażīna lā yu`minụna bihā, wallażīna āmanụ musyfiqụna min-hā wa ya’lamụna annahal-ḥaqq, alā innallażīna yumārụna fis-sā’ati lafī ḍalālim ba’īdOrang-orang yang tidak percaya adanya hari Kiamat meminta agar hari itu segera terjadi, dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa Kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya Kiamat itu benar-benar telah tersesat jauh.
  19. اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ allāhu laṭīfum bi’ibādihī yarzuqu may yasyā`, wa huwal-qawiyyul-‘azīzAllah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia Mahakuat, Mahaperkasa.
  20. مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاٰخِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ حَرْثِهٖۚ وَمَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَاۙ وَمَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ mang kāna yurīdu ḥarṡal-ākhirati nazid lahụ fī ḥarṡih, wa mang kāna yurīdu ḥarṡad-dun-yā nu`tihī min-hā wa mā lahụ fil-ākhirati min naṣībBarangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.
  21. اَمْ لَهُمْ شُرَكٰۤؤُا شَرَعُوْا لَهُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا لَمْ يَأْذَنْۢ بِهِ اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗوَاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ am lahum syurakā`u syara’ụ lahum minad-dīni mā lam ya`żam bihillāh, walau lā kalimatul-faṣli laquḍiya bainahum, wa innaẓ-ẓālimīna lahum ‘ażābun alīmApakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridai) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda (hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih.
  22. تَرَى الظّٰلِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا كَسَبُوْا وَهُوَ وَاقِعٌۢ بِهِمْ ۗوَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فِيْ رَوْضٰتِ الْجَنّٰتِۚ لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُ taraẓ-ẓālimīna musyfiqīna mimmā kasabụ wa huwa wāqi’um bihim, wallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti fī rauḍātil-jannāt, lahum mā yasyā`ụna ‘inda rabbihim, żālika huwal-faḍlul-kabīrKamu akan melihat orang-orang zalim itu sangat ketakutan karena (kejahatan-kejahatan) yang telah mereka lakukan, dan (azab) menimpa mereka. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
  23. ذٰلِكَ الَّذِيْ يُبَشِّرُ اللّٰهُ عِبَادَهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا اِلَّا الْمَوَدَّةَ فِى الْقُرْبٰىۗ وَمَنْ يَّقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهٗ فِيْهَا حُسْنًا ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ żālikallażī yubasysyirullāhu ‘ibādahullażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāt, qul lā as`alukum ‘alaihi ajran illal-mawaddata fil-qurbā, wa may yaqtarif ḥasanatan nazid lahụ fīhā ḥusnā, innallāha gafụrun syakụrItulah (karunia) yang diberitahukan Allah untuk menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” Dan barangsiapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.
  24. اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًاۚ فَاِنْ يَّشَاِ اللّٰهُ يَخْتِمْ عَلٰى قَلْبِكَ ۗوَيَمْحُ اللّٰهُ الْبَاطِلَ وَيُحِقُّ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖ ۗاِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ am yaqụlụnaftarā ‘alallāhi każibā, fa iy yasya`illāhu yakhtim ‘alā qalbik, wa yam-ḥullāhul-bāṭila wa yuḥiqqul-ḥaqqa bikalimātih, innahụ ‘alīmum biżātiṣ-ṣudụrAtaukah mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah mengada-adakan kebohongan tentang Allah.” Sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia kunci hatimu. Dan Allah menghapus yang batil dan membenarkan yang benar dengan firman-Nya (Al-Qur’an). Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
  25. وَهُوَ الَّذِيْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَعْفُوْا عَنِ السَّيِّاٰتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَۙ wa huwallażī yaqbalut-taubata ‘an ‘ibādihī wa ya’fụ ‘anis-sayyi`āti wa ya’lamu mā taf’alụnDan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,
  26. وَيَسْتَجِيْبُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَيَزِيْدُهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ ۗوَالْكٰفِرُوْنَ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ wa yastajībullażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa yazīduhum min faḍlih, wal-kāfirụna lahum ‘ażābun syadīddan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Orang-orang yang ingkar akan mendapat azab yang sangat keras.
  27. ۞ وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهٖ لَبَغَوْا فِى الْاَرْضِ وَلٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌ walau basaṭallāhur-rizqa li’ibādihī labagau fil-arḍi wa lākiy yunazzilu biqadarim mā yasyā`, innahụ bi’ibādihī khabīrum baṣīrDan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat.
  28. وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗ ۗوَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ wa huwallażī yunazzilul-gaiṡa mim ba’di mā qanaṭụ wa yansyuru raḥmatah, wa huwal-waliyyul-ḥamīdDan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji.
  29. وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيْهِمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ ۗوَهُوَ عَلٰى جَمْعِهِمْ اِذَا يَشَاۤءُ قَدِيْرٌwa min āyātihī khalqus-samāwāti wal-arḍi wa mā baṡṡa fīhimā min dābbah, wa huwa ‘alā jam’ihim iżā yasyā`u qadīrDan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Mahakuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia kehendaki.
  30. وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ wa mā aṣābakum mim muṣībatin fa bimā kasabat aidīkum wa ya’fụ ‘ang kaṡīrDan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).
  31. وَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِۚ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ wa mā antum bimu’jizīna fil-arḍ, wa mā lakum min dụnillāhi miw waliyyiw wa lā naṣīrDan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari siksaan Allah) di bumi, dan kamu tidak memperoleh pelindung atau penolong selain Allah.
  32. وَمِنْ اٰيٰتِهِ الْجَوَارِ فِى الْبَحْرِ كَالْاَعْلَامِ ۗ wa min āyātihil-jawāri fil-baḥri kal-a’lāmDan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung.
  33. اِنْ يَّشَأْ يُسْكِنِ الرِّيْحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلٰى ظَهْرِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍۙiy yasya` yuskinir-rīḥa fa yaẓlalna rawākida ‘alā ẓahrih, inna fī żālika la`āyātil likulli ṣabbārin syakụrJika Dia menghendaki, Dia akan menghentikan angin, sehingga jadilah (kapal-kapal) itu terhenti di permukaan laut. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang selalu bersabar dan banyak bersyukur,
  34. اَوْ يُوْبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوْا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيْرٍۙ au yụbiq-hunna bimā kasabụ wa ya’fu ‘ang kaṡīratau (Dia akan) menghancurkan kapal-kapal itu karena perbuatan (dosa) mereka, dan Dia memaafkan banyak (dari mereka),
  35. وَّيَعْلَمَ الَّذِيْنَ يُجَادِلُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَاۗ مَا لَهُمْ مِّنْ مَّحِيْصٍ wa ya’lamallażīna yujādilụna fī āyātinā, mā lahum mim maḥīṣdan agar orang-orang yang membantah tanda-tanda (kekuasaan) Kami mengetahui bahwa mereka tidak akan memperoleh jalan keluar (dari siksaan).
  36. فَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚوَمَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۚ fa mā ụtītum min syai`in fa matā’ul-ḥayātid-dun-yā, wa mā ‘indallāhi khairuw wa abqā lillażīna āmanụ wa ‘alā rabbihim yatawakkalụnApa pun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,
  37. وَالَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَاِذَا مَا غَضِبُوْا هُمْ يَغْفِرُوْنَ ۚ wallażīna yajtanibụna kabā`iral-iṡmi wal-fawāḥisya wa iżā mā gaḍibụ hum yagfirụndan juga (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah segera memberi maaf,
  38. وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۚ wallażīnastajābụ lirabbihim wa aqāmuṣ-ṣalāta wa amruhum syụrā bainahum wa mimmā razaqnāhum yunfiqụndan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
  39. وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُوْنَ wallażīna iżā aṣābahumul-bagyu hum yantaṣirụndan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri.
  40. وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَwa jazā`u sayyi`atin sayyi`atum miṡluhā, fa man ‘afā wa aṣlaḥa fa ajruhụ ‘alallāh, innahụ lā yuḥibbuẓ-ẓālimīnDan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.
  41. وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ مَا عَلَيْهِمْ مِّنْ سَبِيْلٍۗ wa lamanintaṣara ba’da ẓulmihī fa ulā`ika mā ‘alaihim min sabīlTetapi orang-orang yang membela diri setelah dizalimi, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka.
  42. اِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَظْلِمُوْنَ النَّاسَ وَيَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ innamas-sabīlu ‘alallażīna yaẓlimụnan-nāsa wa yabgụna fil-arḍi bigairil-ḥaqq, ulā`ika lahum ‘ażābun alīmSesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksa yang pedih.
  43. وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ wa laman ṣabara wa gafara inna żālika lamin ‘azmil-umụrTetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.
  44. وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ وَّلِيٍّ مِّنْۢ بَعْدِهٖ ۗوَتَرَى الظّٰلِمِيْنَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَ يَقُوْلُوْنَ هَلْ اِلٰى مَرَدٍّ مِّنْ سَبِيْلٍۚ wa may yuḍlilillāhu fa mā lahụ miw waliyyim mim ba’dih, wa taraẓ-ẓālimīna lammā ra`awul-‘ażāba yaqụlụna hal ilā maraddim min sabīlDan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat azab berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?”
  45. وَتَرٰىهُمْ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا خٰشِعِيْنَ مِنَ الذُّلِّ يَنْظُرُوْنَ مِنْ طَرْفٍ خَفِيٍّۗ وَقَالَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ الْخٰسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَاَهْلِيْهِمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اَلَآ اِنَّ الظّٰلِمِيْنَ فِيْ عَذَابٍ مُّقِيْمٍ wa tarāhum yu’raḍụna ‘alaihā khāsyi’īna minaż-żulli yanẓurụna min ṭarfin khafiyy, wa qālallażīna āmanū innal-khāsirīnallażīna khasirū anfusahum wa ahlīhim yaumal-qiyāmah, alā innaẓ-ẓālimīna fī ‘ażābim muqīmDan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ingatlah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam azab yang kekal.
  46. وَمَا كَانَ لَهُمْ مِّنْ اَوْلِيَاۤءَ يَنْصُرُوْنَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ سَبِيْلٍ ۗ wa mā kāna lahum min auliyā`a yanṣurụnahum min dụnillāh, wa may yuḍlilillāhu fa mā lahụ min sabīlDan mereka tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka selain Allah. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan ada jalan keluar baginya (untuk mendapat petunjuk).
  47. اِسْتَجِيْبُوْا لِرَبِّكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ ۗمَا لَكُمْ مِّنْ مَّلْجَاٍ يَّوْمَىِٕذٍ وَّمَا لَكُمْ مِّنْ نَّكِيْرٍ istajībụ lirabbikum ming qabli ay ya`tiya yaumul lā maradda lahụ minallāh, mā lakum mim malja`iy yauma`iżiw wa mā lakum min nakīrPatuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (atas perintah dari Allah). Pada hari itu kamu tidak memperoleh tempat berlindung dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).
  48. فَاِنْ اَعْرَضُوْا فَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًا ۗاِنْ عَلَيْكَ اِلَّا الْبَلٰغُ ۗوَاِنَّآ اِذَآ اَذَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً فَرِحَ بِهَا ۚوَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ ۢبِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ فَاِنَّ الْاِنْسَانَ كَفُوْرٌ fa in a’raḍụ fa mā arsalnāka ‘alaihim ḥafīẓā, in ‘alaika illal-balāg, wa innā iżā ażaqnal-insāna minnā raḥmatan fariḥa bihā, wa in tuṣib-hum sayyi`atum bimā qaddamat aidīhim fa innal-insāna kafụrJika mereka berpaling, maka (ingatlah) Kami tidak mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Dan sungguh, apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat dari Kami, dia menyambutnya dengan gembira; tetapi jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar), sungguh, manusia itu sangat ingkar (kepada nikmat).
  49. لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ اِنَاثًا وَّيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ الذُّكُوْرَ ۙlillahi mulkus-samāwāti wal-arḍ, yakhluqu mā yasyā`, yahabu limay yasyā`u ināṡaw wa yahabu limay yasyā`uż-żukụrMilik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki,
  50. اَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَّاِنَاثًا ۚوَيَجْعَلُ مَنْ يَّشَاۤءُ عَقِيْمًا ۗاِنَّهٗ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ au yuzawwijuhum żukrānaw wa ināṡā, wa yaj’alu may yasyā`u ‘aqīmā, innahụ ‘alīmung qadīratau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.
  51. ۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ wa mā kāna libasyarin ay yukallimahullāhu illā waḥyan au miw warā`i ḥijābin au yursila rasụlan fa yụḥiya bi`iżnihī mā yasyā`, innahụ ‘aliyyun ḥakīmDan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana.
  52. وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا ۗمَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِنَا ۗوَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙ wa każālika auḥainā ilaika rụḥam min amrinā, mā kunta tadrī mal-kitābu wa lal-īmānu wa lākin ja’alnāhu nụran nahdī bihī man nasyā`u min ‘ibādinā, wa innaka latahdī ilā ṣirāṭim mustaqīmDan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus,
  53. صِرَاطِ اللّٰهِ الَّذِيْ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ اَلَآ اِلَى اللّٰهِ تَصِيْرُ الْاُمُوْرُ ṣirāṭillāhillażī lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, alā ilallāhi taṣīrul-umụr(Yaitu) jalan Allah yang milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, segala urusan kembali kepada Allah.
Surat Az Zukhruf | Al Quran Juz 25

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  1. حٰمۤ ۚ ḥā mīmHa Mim
  2. وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِ ۙ wal-kitābil-mubīnDemi Kitab (Al-Qur’an) yang jelas.
  3. اِنَّا جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَۚ innā ja’alnāhu qur`ānan ‘arabiyyal la’allakum ta’qilụnKami menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu mengerti.
  4. وَاِنَّهٗ فِيْٓ اُمِّ الْكِتٰبِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيْمٌ ۗ wa innahụ fī ummil-kitābi ladainā la’aliyyun ḥakīmDan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, benar-benar (bernilai) tinggi dan penuh hikmah.
  5. اَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا اَنْ كُنْتُمْ قَوْمًا مُّسْرِفِيْنَa fa naḍribu ‘angkumuż-żikra ṣaf-ḥan ang kuntum qaumam musrifīnMaka apakah Kami akan berhenti menurunkan ayat-ayat (sebagai peringatan) Al-Qur’an kepadamu, karena kamu kaum yang melampaui batas?
  6. وَكَمْ اَرْسَلْنَا مِنْ نَّبِيٍّ فِى الْاَوَّلِيْنَ wa kam arsalnā min nabiyyin fil-awwalīnDan betapa banyak nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu.
  7. وَمَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ نَّبِيٍّ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ wa mā ya`tīhim min nabiyyin illā kānụ bihī yastahzi`ụnDan setiap kali seorang nabi datang kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.
  8. فَاَهْلَكْنَٓا اَشَدَّ مِنْهُمْ بَطْشًا وَّمَضٰى مَثَلُ الْاَوَّلِيْنَ fa ahlaknā asyadda min-hum baṭsyaw wa maḍā maṡalul-awwalīnKarena itu Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya di antara mereka dan telah berlalu contoh umat-umat terdahulu.
  9. وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيْزُ الْعَلِيْمُۙwa la`in sa`altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqụlunna khalaqahunnal-‘azīzul-‘alīmDan jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Pastilah mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.”
  10. الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ مَهْدًا وَّجَعَلَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ ۚ allażī ja’ala lakumul-arḍa mahdaw wa ja’ala lakum fīhā subulal la’allakum tahtadụnYang menjadikan bumi sebagai tempat menetap bagimu dan Dia menjadikan jalan-jalan di atas bumi untukmu agar kamu mendapat petunjuk.
  11. وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ wallażī nazzala minas-samā`i mā`am biqadar, fa ansyarnā bihī baldatam maitā, każālika tukhrajụnDan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan) lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).
  12. وَالَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الْفُلْكِ وَالْاَنْعَامِ مَا تَرْكَبُوْنَۙ wallażī khalaqal-azwāja kullahā wa ja’ala lakum minal-fulki wal-an’āmi mā tarkabụnDan yang menciptakan semua berpasang-pasangan dan menjadikan kapal untukmu dan hewan ternak yang kamu tunggangi.
  13. لِتَسْتَوٗا عَلٰى ظُهُوْرِهٖ ثُمَّ تَذْكُرُوْا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ اِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُوْلُوْا سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَۙ litastawụ ‘alā ẓuhụrihī ṡumma tażkurụ ni’mata rabbikum iżastawaitum ‘alaihi wa taqụlụ sub-ḥānallażī sakhkhara lanā hāżā wa mā kunnā lahụ muqrinīnAgar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, “Maha-suci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
  14. وَاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ wa innā ilā rabbinā lamungqalibụndan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
  15. وَجَعَلُوْا لَهٗ مِنْ عِبَادِهٖ جُزْءًا ۗاِنَّ الْاِنْسَانَ لَكَفُوْرٌ مُّبِيْنٌ ۗ wa ja’alụ lahụ min ‘ibādihī juz`ā, innal-insāna lakafụrum mubīnDan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian dari-Nya. Sungguh, manusia itu pengingkar (nikmat Tuhan) yang nyata.
  16. اَمِ اتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنٰتٍ وَّاَصْفٰىكُمْ بِالْبَنِيْنَ ۗ amittakhaża mimmā yakhluqu banātiw wa aṣfākum bil-banīnPantaskah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan memberikan anak laki-laki kepadamu?
  17. وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌ wa iżā busysyira aḥaduhum bimā ḍaraba lir-raḥmāni maṡalan ẓalla waj-huhụ muswaddaw wa huwa kaẓīmDan apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa (kelahiran anak perempuan) yang dijadikan sebagai perumpamaan bagi (Allah) Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya hitam pekat, karena menahan sedih (dan marah).
  18. اَوَمَنْ يُّنَشَّؤُا فِى الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِى الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِيْنٍ a wa may yunasysya`u fil-ḥilyati wa huwa fil-khiṣāmi gairu mubīnDan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan sebagai perhiasan sedang dia tidak mampu memberi alasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran.
  19. وَجَعَلُوا الْمَلٰۤىِٕكَةَ الَّذِيْنَ هُمْ عِبٰدُ الرَّحْمٰنِ اِنَاثًا ۗ اَشَهِدُوْا خَلْقَهُمْ ۗسَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْٔـَلُوْنَ wa ja’alul-malā`ikatallażīna hum ‘ibādur-raḥmāni ināṡā, a syahidụ khalqahum, satuktabu syahādatuhum wa yus`alụnDan mereka menjadikan malaikat-malaikat hamba-hamba (Allah) Yang Maha Pengasih itu sebagai jenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan (malaikat-malaikat itu)? Kelak akan dituliskan kesaksian mereka dan akan dimintakan pertanggungjawaban.
  20. وَقَالُوْا لَوْ شَاۤءَ الرَّحْمٰنُ مَا عَبَدْنٰهُمْ ۗمَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ اِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَۗ wa qālụ lau syā`ar-raḥmānu mā ‘abadnāhum, mā lahum biżālika min ‘ilmin in hum illā yakhruṣụnDan mereka berkata, “Sekiranya (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki, tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat).” Mereka tidak mempunyai ilmu sedikit pun tentang itu. Tidak lain mereka hanyalah menduga-duga belaka.
  21. اَمْ اٰتَيْنٰهُمْ كِتٰبًا مِّنْ قَبْلِهٖ فَهُمْ بِهٖ مُسْتَمْسِكُوْنَ am ātaināhum kitābam ming qablihī fa hum bihī mustamsikụnAtau apakah pernah Kami berikan sebuah kitab kepada mereka sebelumnya, lalu mereka berpegang (pada kitab itu)?
  22. بَلْ قَالُوْٓا اِنَّا وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا عَلٰٓى اُمَّةٍ وَّاِنَّا عَلٰٓى اٰثٰرِهِمْ مُّهْتَدُوْنَ bal qālū innā wajadnā ābā`anā ‘alā ummatiw wa innā ‘alā āṡārihim muhtadụnBahkan mereka berkata, “Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama, dan kami mendapat petunjuk untuk mengikuti jejak mereka.”
  23. وَكَذٰلِكَ مَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِيْ قَرْيَةٍ مِّنْ نَّذِيْرٍۙ اِلَّا قَالَ مُتْرَفُوْهَآ ۙاِنَّا وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا عَلٰٓى اُمَّةٍ وَّاِنَّا عَلٰٓى اٰثٰرِهِمْ مُّقْتَدُوْنَwa każālika mā arsalnā ming qablika fī qaryatim min nażīrin illā qāla mutrafụhā innā wajadnā ābā`anā ‘alā ummatiw wa innā ‘alā āṡārihim muqtadụnDan demikian juga ketika Kami mengutus seorang pemberi peringatan sebelum engkau (Muhammad) dalam suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) selalu berkata, “Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu (agama) dan sesungguhnya kami sekedar pengikut jejak-jejak mereka.”
  24. ۞ قٰلَ اَوَلَوْ جِئْتُكُمْ بِاَهْدٰى مِمَّا وَجَدْتُّمْ عَلَيْهِ اٰبَاۤءَكُمْۗ قَالُوْٓا اِنَّا بِمَآ اُرْسِلْتُمْ بِهٖ كٰفِرُوْنَ qāla a walau ji`tukum bi`ahdā mimmā wajattum ‘alaihi ābā`akum, qālū innā bimā ursiltum bihī kāfirụn(Rasul itu) berkata, “Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih baik daripada apa yang kamu peroleh dari (agama) yang dianut nenek moyangmu.” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami mengingkari (agama) yang kamu diperintahkan untuk menyampaikannya.”
  25. فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَfantaqamnā min-hum fanẓur kaifa kāna ‘āqibatul-mukażżibīnLalu Kami binasakan mereka, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
  26. وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖٓ اِنَّنِيْ بَرَاۤءٌ مِّمَّا تَعْبُدُوْنَۙwa iż qāla ibrāhīmu li`abīhi wa qaumihī innanī barā`um mimmā ta’budụnDan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah,
  27. اِلَّا الَّذِيْ فَطَرَنِيْ فَاِنَّهٗ سَيَهْدِيْنِ illallażī faṭaranī fa innahụ sayahdīnkecuali (kamu menyembah) Allah yang menciptakanku; karena sungguh, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”
  28. وَجَعَلَهَا كَلِمَةً ۢ بَاقِيَةً فِيْ عَقِبِهٖ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَۗ wa ja’alahā kalimatam bāqiyatan fī ‘aqibihī la’allahum yarji’ụnDan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).
  29. بَلْ مَتَّعْتُ هٰٓؤُلَاۤءِ وَاٰبَاۤءَهُمْ حَتّٰى جَاۤءَهُمُ الْحَقُّ وَرَسُوْلٌ مُّبِيْنٌ bal matta’tu hā`ulā`i wa ābā`ahum ḥattā jā`ahumul-ḥaqqu wa rasụlum mubīnBahkan Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan nenek moyang mereka sampai kebenaran (Al-Qur’an) datang kepada mereka beserta seorang Rasul yang memberi penjelasan.
  30. وَلَمَّا جَاۤءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ وَّاِنَّا بِهٖ كٰفِرُوْنَ wa lammā jā`ahumul-ḥaqqu qālụ hāżā siḥruw wa innā bihī kāfirụnTetapi ketika kebenaran (Al-Qur’an) itu datang kepada mereka, mereka berkata, “Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami mengingkarinya.”
  31. وَقَالُوْا لَوْلَا نُزِّلَ هٰذَا الْقُرْاٰنُ عَلٰى رَجُلٍ مِّنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيْمٍwa qālụ lau lā nuzzila hāżal-qur`ānu ‘alā rajulim minal-qaryataini ‘aẓīmDan mereka (juga) berkata, “Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada orang besar (kaya dan berpengaruh) dari salah satu dua negeri ini (Mekah dan Taif)?”
  32. اَهُمْ يَقْسِمُوْنَ رَحْمَتَ رَبِّكَۗ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيْشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۙ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗوَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ a hum yaqsimụna raḥmata rabbik, naḥnu qasamnā bainahum ma’īsyatahum fil-ḥayātid-dun-yā wa rafa’nā ba’ḍahum fauqa ba’ḍin darajātil liyattakhiża ba’ḍuhum ba’ḍan sukhriyyā, wa raḥmatu rabbika khairum mimmā yajma’ụnApakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
  33. وَلَوْلَآ اَنْ يَّكُوْنَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً لَّجَعَلْنَا لِمَنْ يَّكْفُرُ بِالرَّحْمٰنِ لِبُيُوْتِهِمْ سُقُفًا مِّنْ فِضَّةٍ وَّمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُوْنَۙ walau lā ay yakụnan-nāsu ummataw wāḥidatal laja’alnā limay yakfuru bir-raḥmāni libuyụtihim suqufam min fiḍḍatiw wa ma’ārija ‘alaihā yaẓ-harụnDan sekiranya bukan karena menghindarkan manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), pastilah sudah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, loteng-loteng rumah mereka dari perak, demikian pula tangga-tangga yang mereka naiki,
  34. وَلِبُيُوْتِهِمْ اَبْوَابًا وَّسُرُرًا عَلَيْهَا يَتَّكِـُٔوْنَۙ wa libuyụtihim abwābaw wa sururan ‘alaihā yattaki`ụndan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka, dan (begitu pula) dipan-dipan tempat mereka bersandar,
  35. وَزُخْرُفًاۗ وَاِنْ كُلُّ ذٰلِكَ لَمَّا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَالْاٰخِرَةُ عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِيْنَ wa zukhrufā, wa ing kullu żālika lammā matā’ul-ḥayātid-dun-yā, wal-ākhiratu ‘inda rabbika lil-muttaqīndan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan dari emas. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, sedangkan kehidupan akhirat di sisi Tuhanmu disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
  36. وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ wa may ya’syu ‘an żikrir-raḥmāni nuqayyiḍ lahụ syaiṭānan fa huwa lahụ qarīnDan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya.
  37. وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ wa innahum layaṣuddụnahum ‘anis-sabīli wa yaḥsabụna annahum muhtadụnDan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.
  38. حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَنَا قَالَ يٰلَيْتَ بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِيْنُḥattā iżā jā`anā qāla yā laita bainī wa bainaka bu’dal-masyriqaini fa bi`sal-qarīnSehingga apabila orang–orang yang berpaling itu datang kepada Kami (pada hari Kiamat) dia berkata, “Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat! Memang (setan itu) teman yang paling jahat (bagi manusia).”
  39. وَلَنْ يَّنْفَعَكُمُ الْيَوْمَ اِذْ ظَّلَمْتُمْ اَنَّكُمْ فِى الْعَذَابِ مُشْتَرِكُوْنَ wa lay yanfa’akumul-yauma iẓ ẓalamtum annakum fil-‘ażābi musytarikụnDan (harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu pada hari itu karena kamu telah menzalimi (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu pantas bersama-sama dalam azab itu.
  40. اَفَاَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ اَوْ تَهْدِى الْعُمْيَ وَمَنْ كَانَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ a fa anta tusmi’uṣ-ṣumma au tahdil-‘umya wa mang kāna fī ḍalālim mubīnMaka apakah engkau (Muhammad) dapat menjadikan orang yang tuli bisa mendengar, atau (dapatkah) engkau memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?
  41. فَاِمَّا نَذْهَبَنَّ بِكَ فَاِنَّا مِنْهُمْ مُّنْتَقِمُوْنَۙ fa immā naż-habanna bika fa innā min-hum muntaqimụnMaka sungguh, sekiranya Kami mewafatkanmu (sebelum engkau mencapai kemenangan), maka sesungguhnya Kami akan tetap memberikan azab kepada mereka (di akhirat),
  42. اَوْ نُرِيَنَّكَ الَّذِيْ وَعَدْنٰهُمْ فَاِنَّا عَلَيْهِمْ مُّقْتَدِرُوْنَ au nuriyannakallażī wa’adnāhum fa innā ‘alaihim muqtadirụnatau Kami perlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sungguh, Kami berkuasa atas mereka.
  43. فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِيْٓ اُوْحِيَ اِلَيْكَ ۚاِنَّكَ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ fastamsik billażī ụḥiya ilaīk, innaka ‘alā ṣirāṭim mustaqīmMaka berpegang teguhlah engkau kepada (agama) yang telah diwahyukan kepadamu. Sungguh, engkau berada di jalan yang lurus.
  44. وَاِنَّهٗ لَذِكْرٌ لَّكَ وَلِقَوْمِكَ ۚوَسَوْفَ تُسْٔـَلُوْنَ wa innahụ lażikrul laka wa liqaumik, wa saufa tus`alụnDan sungguh, Al-Qur’an itu benar-benar suatu peringatan bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban.
  45. وَسْٔـَلْ مَنْ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُّسُلِنَآ ۖ اَجَعَلْنَا مِنْ دُوْنِ الرَّحْمٰنِ اٰلِهَةً يُّعْبَدُوْنَwas`al man arsalnā ming qablika mir rusulinā a ja’alnā min dụnir-raḥmāni ālihatay yu’badụnDan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, “Apakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang Maha Pengasih untuk disembah?”
  46. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوْسٰى بِاٰيٰتِنَآ اِلٰى فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهٖ فَقَالَ اِنِّيْ رَسُوْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ wa laqad arsalnā mụsā bi`āyātinā ilā fir’auna wa mala`ihī fa qāla innī rasụlu rabbil-‘ālamīnDan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka dia (Musa) berkata, “Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seluruh alam.”
  47. فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِاٰيٰتِنَآ اِذَا هُمْ مِّنْهَا يَضْحَكُوْنَ fa lammā jā`ahum bi`āyātinā iżā hum min-hā yaḍ-ḥakụnMaka ketika dia (Musa) datang kepada mereka membawa mukjizat-mukjizat Kami, seketika itu mereka menertawakannya.
  48. وَمَا نُرِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ اِلَّا هِيَ اَكْبَرُ مِنْ اُخْتِهَاۗ وَاَخَذْنٰهُمْ بِالْعَذَابِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ wa mā nurīhim min āyatin illā hiya akbaru min ukhtihā, wa akhażnāhum bil-‘ażābi la’allahum yarji’ụnDan tidaklah Kami perlihatkan suatu mukjizat kepada mereka kecuali (mukjizat itu) lebih besar dari mukjizat-mukjizat (yang sebelumnya). Dan Kami timpakan kepada mereka azab agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
  49. وَقَالُوْا يٰٓاَيُّهَ السّٰحِرُ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِنْدَكَۚ اِنَّنَا لَمُهْتَدُوْنَ wa qālụ yā ayyuhas-sāḥirud’u lanā rabbaka bimā ‘ahida ‘indak, innanā lamuhtadụnDan mereka berkata, “Wahai pesihir! Berdoalah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; sesungguhnya kami (jika doamu dikabulkan) akan menjadi orang yang mendapat petunjuk.”
  50. فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ اِذَا هُمْ يَنْكُثُوْنَfa lammā kasyafnā ‘an-humul-‘ażāba iżā hum yangkuṡụnMaka ketika Kami hilangkan azab itu dari mereka, seketika itu (juga) mereka ingkar janji.
  51. وَنَادٰى فِرْعَوْنُ فِيْ قَوْمِهٖ قَالَ يٰقَوْمِ اَلَيْسَ لِيْ مُلْكُ مِصْرَ وَهٰذِهِ الْاَنْهٰرُ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِيْۚ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَۗ wa nādā fir’aunu fī qaumihī qāla yā qaumi a laisa lī mulku miṣra wa hāżihil-an-hāru tajrī min taḥtī, a fa lā tubṣirụnDan Fir‘aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata, “Wahai kaumku! Bukankah kerajaan Mesir itu milikku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; apakah kamu tidak melihat?
  52. اَمْ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْ هٰذَا الَّذِيْ هُوَ مَهِيْنٌ ەۙ وَّلَا يَكَادُ يُبِيْنُ am ana khairum min hāżallażī huwa mahīnuw wa lā yakādu yubīnBukankah aku lebih baik dari orang (Musa) yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?
  53. فَلَوْلَٓا اُلْقِيَ عَلَيْهِ اَسْوِرَةٌ مِّنْ ذَهَبٍ اَوْ جَاۤءَ مَعَهُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ مُقْتَرِنِيْنَ falau lā ulqiya ‘alaihi aswiratum min żahabin au jā`a ma’ahul-malā`ikatu muqtarinīnMaka mengapa dia (Musa) tidak dipakaikan gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?”
  54. فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهٗ فَاَطَاعُوْهُ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا فٰسِقِيْنَ fastakhaffa qaumahụ fa aṭā’ụh, innahum kānụ qauman fāsiqīnMaka (Fir‘aun) dengan perkataan itu telah mempengaruhi kaumnya, sehingga mereka patuh kepadanya. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik.
  55. فَلَمَّآ اٰسَفُوْنَا انْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَاَغْرَقْنٰهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ fa lammā āsafụnantaqamnā min-hum fa agraqnāhum ajma’īnMaka ketika mereka membuat Kami murka, Kami hukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut),
  56. فَجَعَلْنٰهُمْ سَلَفًا وَّمَثَلًا لِّلْاٰخِرِيْنَfa ja’alnāhum salafaw wa maṡalal lil-ākhirīnmaka Kami jadikan mereka sebagai (kaum) terdahulu dan pelajaran bagi orang-orang yang kemudian.
  57. وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلًا اِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّوْنَwa lammā ḍuribabnu maryama maṡalan iżā qaumuka min-hu yaṣiddụnDan ketika putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Suku Quraisy) bersorak karenanya.
  58. وَقَالُوْٓا ءَاٰلِهَتُنَا خَيْرٌ اَمْ هُوَ ۗمَا ضَرَبُوْهُ لَكَ اِلَّا جَدَلًا ۗبَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُوْنَwa qālū a ālihatunā khairun am huw, mā ḍarabụhu laka illā jadalā, bal hum qaumun khaṣimụnDan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
  59. اِنْ هُوَ اِلَّا عَبْدٌ اَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنٰهُ مَثَلًا لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۗ in huwa illā ‘abdun an’amnā ‘alaihi wa ja’alnāhu maṡalal libanī isrā`īlDia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat (kenabian) kepadanya dan Kami jadikan dia sebagai contoh pelajaran bagi Bani Israil.
  60. وَلَوْ نَشَاۤءُ لَجَعَلْنَا مِنْكُمْ مَّلٰۤىِٕكَةً فِى الْاَرْضِ يَخْلُفُوْنَ walau nasyā`u laja’alnā mingkum malā`ikatan fil-arḍi yakhlufụnDan sekiranya Kami menghendaki, niscaya ada di antara kamu yang Kami jadikan malaikat-malaikat (yang turun temurun) sebagai pengganti kamu di bumi.
  61. وَاِنَّهٗ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُوْنِۗ هٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ wa innahụ la’ilmul lis-sā’ati fa lā tamtarunna bihā wattabi’ụn, hāżā ṣirāṭum mustaqīmDan sungguh, dia (Isa) itu benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (Kiamat) itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
  62. وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطٰنُۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ wa lā yaṣuddannakumusy-syaiṭān, innahụ lakum ‘aduwwum mubīnDan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.
  63. وَلَمَّا جَاۤءَ عِيْسٰى بِالْبَيِّنٰتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ وَلِاُبَيِّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِيْ تَخْتَلِفُوْنَ فِيْهِۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ wa lammā jā`a ‘īsā bil-bayyināti qāla qad ji`tukum bil-ḥikmati wa li`ubayyina lakum ba’ḍallażī takhtalifụna fīh, fattaqullāha wa aṭī’ụnDan ketika Isa datang membawa keterangan, dia berkata, “Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu perselisihkan, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
  64. اِنَّ اللّٰهَ هُوَ رَبِّيْ وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ هٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ innallāha huwa rabbī wa rabbukum fa’budụh, hāżā ṣirāṭum mustaqīmSungguh Allah, Dia Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus.”
  65. فَاخْتَلَفَ الْاَحْزَابُ مِنْۢ بَيْنِهِمْ ۚفَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْ عَذَابِ يَوْمٍ اَلِيْمٍ fakhtalafal-aḥzābu mim bainihim, fa wailul lillażīna ẓalamụ min ‘ażābi yaumin alīmTetapi golongan-golongan (yang ada) saling berselisih di antara mereka; maka celakalah orang-orang yang zalim karena azab pada hari yang pedih (Kiamat).
  66. هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا السَّاعَةَ اَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ hal yanẓurụna illas-sā’ata an ta`tiyahum bagtataw wa hum lā yasy’urụnApakah mereka hanya menunggu saja kedatangan hari Kiamat yang datang kepada mereka secara mendadak sedang mereka tidak menyadarinya?
  67. اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ ۗal-akhillā`u yauma`iżim ba’ḍuhum liba’ḍin ‘aduwwun illal-muttaqīnTeman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.
  68. يٰعِبَادِ لَاخَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَآ اَنْتُمْ تَحْزَنُوْنَۚ yā ‘ibādi lā khaufun ‘alaikumul-yauma wa lā antum taḥzanụn”Wahai hamba-hamba-Ku! Tidak ada ketakutan bagimu pada hari itu dan tidak pula kamu bersedih hati.
  69. اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا مُسْلِمِيْنَۚ allażīna āmanụ bi`āyātinā wa kānụ muslimīn(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri.
  70. اُدْخُلُوا الْجَنَّةَ اَنْتُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُوْنَ udkhulul-jannata antum wa azwājukum tuḥbarụnMasuklah kamu ke dalam surga, kamu dan pasanganmu akan digembirakan.”
  71. يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِّنْ ذَهَبٍ وَّاَكْوَابٍ ۚوَفِيْهَا مَا تَشْتَهِيْهِ الْاَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْاَعْيُنُ ۚوَاَنْتُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَۚ yuṭāfu ‘alaihim biṣiḥāfim min żahabiw wa akwāb, wa fīhā mā tasytahīhil-anfusu wa talażżul-a’yun, wa antum fīhā khālidụnKepada mereka diedarkan piring-piring dan gelas-gelas dari emas, dan di dalam surga itu terdapat apa yang diingini oleh hati dan segala yang sedap (dipandang) mata. Dan kamu kekal di dalamnya.
  72. وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِيْٓ اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ wa tilkal-jannatullatī ụriṡtumụhā bimā kuntum ta’malụnDan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal perbuatan yang telah kamu kerjakan.
  73. لَكُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ كَثِيْرَةٌ مِّنْهَا تَأْكُلُوْنَlakum fīhā fākihatung kaṡīratum min-hā ta`kulụnDi dalam surga itu terdapat banyak buah-buahan untukmu yang sebagiannya kamu makan.
  74. اِنَّ الْمُجْرِمِيْنَ فِيْ عَذَابِ جَهَنَّمَ خٰلِدُوْنَۖ innal-mujrimīna fī ‘ażābi jahannama khālidụnSungguh, orang-orang yang berdosa itu kekal di dalam azab neraka Jahanam.
  75. لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيْهِ مُبْلِسُوْنَ ۚ lā yufattaru ‘an-hum wa hum fīhi mublisụnTidak diringankan (azab) itu dari mereka, dan mereka berputus asa di dalamnya.
  76. وَمَا ظَلَمْنٰهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْا هُمُ الظّٰلِمِيْنَwa mā ẓalamnāhum wa lāking kānụ humuẓ-ẓālimīnDan tidaklah Kami menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.
  77. وَنَادَوْا يٰمٰلِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَۗ قَالَ اِنَّكُمْ مَّاكِثُوْنَwa nādau yā māliku liyaqḍi ‘alainā rabbuk, qāla innakum mākiṡụnDan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).”
  78. لَقَدْ جِئْنٰكُمْ بِالْحَقِّ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كٰرِهُوْنَlaqad ji`nākum bil-ḥaqqi wa lākinna akṡarakum lil-ḥaqqi kārihụnSungguh, Kami telah datang membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.
  79. اَمْ اَبْرَمُوْٓا اَمْرًا فَاِنَّا مُبْرِمُوْنَۚam abramū amran fa innā mubrimụnAtaukah mereka telah merencanakan suatu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami telah berencana (mengatasi tipu daya mereka).
  80. اَمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوٰىهُمْ ۗ بَلٰى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُوْنَ am yaḥsabụna annā lā nasma’u sirrahum wa najwāhum, balā wa rusulunā ladaihim yaktubụnAtaukah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan Kami (malaikat) selalu mencatat di sisi mereka.
  81. قُلْ اِنْ كَانَ لِلرَّحْمٰنِ وَلَدٌ ۖفَاَنَا۠ اَوَّلُ الْعٰبِدِيْنَ qul ing kāna lir-raḥmāni waladun fa ana awwalul-‘ābidīnKatakanlah (Muhammad), “Jika benar Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).
  82. سُبْحٰنَ رَبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ sub-ḥāna rabbis-samāwāti wal-arḍi rabbil-‘arsyi ‘ammā yaṣifụnMahasuci Tuhan pemilik langit dan bumi, Tuhan pemilik ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu.”
  83. فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَيَلْعَبُوْا حَتّٰى يُلٰقُوْا يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَfa żar-hum yakhụḍụ wa yal’abụ ḥattā yulāqụ yaumahumullażī yụ’adụnMaka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka.
  84. وَهُوَ الَّذِيْ فِى السَّمَاۤءِ اِلٰهٌ وَّ فِى الْاَرْضِ اِلٰهٌ ۗوَهُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ wa huwallażī fis-samā`i ilāhuw wa fil-arḍi ilāh, wa huwal-ḥakīmul-‘alīmDan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi dan Dialah Yang Mahabijaksana, Maha Mengetahui.
  85. وَتَبٰرَكَ الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚوَعِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَwa tabārakallażī lahụ mulkus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, wa ‘indahụ ‘ilmus-sā’ah, wa ilaihi turja’ụnDan Mahasuci (Allah) yang memiliki kerajaan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah ilmu tentang hari Kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
  86. وَلَا يَمْلِكُ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهِ الشَّفَاعَةَ اِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَwa lā yamlikullażīna yad’ụna min dụnihisy-syafā’ata illā man syahida bil-ḥaqqi wa hum ya’lamụnDan orang-orang yang menyeru kepada selain Allah tidak mendapat syafaat (pertolongan di akhirat); kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini.
  87. وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ فَاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَۙwa la`in sa`altahum man khalaqahum layaqụlunnallāhu fa annā yu`fakụnDan jika engkau bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, “Allah,” jadi bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah),”
  88. وَقِيْلِهٖ يٰرَبِّ اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ قَوْمٌ لَّا يُؤْمِنُوْنَۘwa qīlihī yā rabbi inna hā`ulā`i qaumul lā yu`minụndan (Allah mengetahui) ucapannya (Muhammad), “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman.”
  89. فَاصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلٰمٌۗ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَfaṣfaḥ ‘an-hum wa qul salām, fa saufa ya’lamụnMaka berpalinglah dari mereka dan katakanlah, “Salam (selamat tinggal).” Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk).
Surat Ad Dukhan | Al Quran Juz 25

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  1. حٰمۤ ۚ ḥā mīmHa Mim
  2. وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۙ wal-kitābil-mubīnDemi Kitab (Al-Qur’an) yang jelas,
  3. اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَinnā anzalnāhu fī lailatim mubārakatin innā kunnā munżirīnsesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. ) Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.
  4. فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ fīhā yufraqu kullu amrin ḥakīmPada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,
  5. اَمْرًا مِّنْ عِنْدِنَاۗ اِنَّا كُنَّا مُرْسِلِيْنَۖ amram min ‘indinā, innā kunnā mursilīn(yaitu) urusan dari sisi Kami. Sungguh, Kamilah yang mengutus rasul-rasul,
  6. رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُۗ raḥmatam mir rabbik, innahụ huwas-samī’ul-‘alīmsebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui,
  7. رَبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَاۘ اِنْ كُنْتُمْ مُّوْقِنِيْنَrabbis-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, ing kuntum mụqinīnTuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; jika kamu orang-orang yang meyakini.
  8. لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗرَبُّكُمْ وَرَبُّ اٰبَاۤىِٕكُمُ الْاَوَّلِيْنَlā ilāha illā huwa yuḥyī wa yumīt, rabbukum wa rabbu ābā`ikumul-awwalīnTidak ada tuhan selain Dia, Dia yang menghidupkan dan mematikan. (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu dahulu.
  9. بَلْ هُمْ فِيْ شَكٍّ يَّلْعَبُوْنَbal hum fī syakkiy yal’abụnTetapi mereka dalam keraguan, mereka bermain-main.
  10. فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ fartaqib yauma ta`tis-samā`u bidukhānim mubīnMaka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,
  11. يَغْشَى النَّاسَۗ هٰذَا عَذَابٌ اَلِيْمٌ yagsyan-nās, hāżā ‘ażābun alīmyang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.
  12. رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ اِنَّا مُؤْمِنُوْنَ rabbanaksyif ‘annal-‘ażāba innā mu`minụn(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah azab itu dari kami. Sungguh, kami akan beriman.”
  13. اَنّٰى لَهُمُ الذِّكْرٰى وَقَدْ جَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ مُّبِيْنٌۙ annā lahumuż-żikrā wa qad jā`ahum rasụlum mubīnBagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal (sebelumnya pun) seorang Rasul telah datang memberi penjelasan kepada mereka,
  14. ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوْا مُعَلَّمٌ مَّجْنُوْنٌۘ ṡumma tawallau ‘an-hu wa qālụ mu’allamum majnụnkemudian mereka berpaling darinya dan berkata, “Dia itu orang yang menerima ajaran (dari orang lain) dan orang gila.”
  15. اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُمْ عَاۤىِٕدُوْنَۘ innā kāsyiful-‘ażābi qalīlan innakum ‘ā`idụnSungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar).
  16. يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَyauma nabṭisyul-baṭsyatal-kubrā, innā muntaqimụn(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan.
  17. ۞ وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ كَرِيْمٌۙ wa laqad fatannā qablahum qauma fir’auna wa jā`ahum rasụlung karīmDan sungguh, sebelum mereka Kami benar-benar telah menguji kaum Fir’aun dan telah datang kepada mereka seorang Rasul yang mulia,
  18. اَنْ اَدُّوْٓا اِلَيَّ عِبَادَ اللّٰهِ ۗاِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌۙ an addū ilayya ‘ibādallāh, innī lakum rasụlun amīn(dengan berkata), “Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dapat kamu percaya,
  19. وَّاَنْ لَّا تَعْلُوْا عَلَى اللّٰهِ ۚاِنِّيْٓ اٰتِيْكُمْ بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍۚ wa al lā ta’lụ ‘alallāh, innī ātīkum bisulṭānim mubīndan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata.
  20. وَاِنِّيْ عُذْتُ بِرَبِّيْ وَرَبِّكُمْ اَنْ تَرْجُمُوْنِۚ wa innī ‘użtu birabbī wa rabbikum an tarjumụnDan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari ancamanmu untuk merajamku,
  21. وَاِنْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا لِيْ فَاعْتَزِلُوْنِ wa il lam tu`minụ lī fa’tazilụndan jika kamu tidak beriman kepadaku maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil).”
  22. فَدَعَا رَبَّهٗٓ اَنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ قَوْمٌ مُّجْرِمُوْنَ fa da’ā rabbahū anna hā`ulā`i qaumum mujrimụnKemudian dia (Musa) berdoa kepada Tuhannya, “Sungguh, mereka ini adalah kaum yang berdosa (segerakanlah azab kepada mereka).”
  23. فَاَسْرِ بِعِبَادِيْ لَيْلًا اِنَّكُمْ مُّتَّبَعُوْنَۙ fa asri bi’ibādī lailan innakum muttaba’ụn(Allah berfirman), “Karena itu berjalanlah dengan hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar,
  24. وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًاۗ اِنَّهُمْ جُنْدٌ مُّغْرَقُوْنَ watrukil-baḥra rahwā, innahum jundum mugraqụndan biarkanlah laut itu terbelah. Sesungguhnya mereka, bala tentara yang akan ditenggelamkan.”
  25. كَمْ تَرَكُوْا مِنْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۙ kam tarakụ min jannātiw wa ‘uyụnBetapa banyak taman-taman dan mata air-mata air yang mereka tinggalkan,
  26. وَّزُرُوْعٍ وَّمَقَامٍ كَرِيْمٍۙ wa zurụ’iw wa maqāming karīmjuga kebun-kebun serta tempat-tempat kediaman yang indah,
  27. وَّنَعْمَةٍ كَانُوْا فِيْهَا فٰكِهِيْنَۙ wa na’mating kānụ fīhā fākihīndan kesenangan-kesenangan yang dapat mereka nikmati di sana,
  28. كَذٰلِكَ ۗوَاَوْرَثْنٰهَا قَوْمًا اٰخَرِيْنَۚkażālik, wa auraṡnāhā qauman ākharīndemikianlah, dan Kami wariskan (semua) itu kepada kaum yang lain.
  29. فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاۤءُ وَالْاَرْضُۗ وَمَا كَانُوْا مُنْظَرِيْنَfa mā bakat ‘alaihimus-samā`u wal-arḍ, wa mā kānụ munẓarīnMaka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi penangguhan waktu.
  30. وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِيْنِۙ wa laqad najjainā banī isrā`īla minal-‘ażābil-muhīnDan sungguh, telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan,
  31. مِنْ فِرْعَوْنَ ۗاِنَّهٗ كَانَ عَالِيًا مِّنَ الْمُسْرِفِيْنَ min fir’aụn, innahụ kāna ‘āliyam minal-musrifīndari (siksaan) Fir‘aun, sungguh, dia itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang melampaui batas.
  32. وَلَقَدِ اخْتَرْنٰهُمْ عَلٰى عِلْمٍ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ ۚ wa laqadikhtarnāhum ‘alā ‘ilmin ‘alal-‘ālamīnDan sungguh, Kami pilih mereka (Bani Israil) dengan ilmu (Kami) di atas semua bangsa (pada masa itu).
  33. وَاٰتَيْنٰهُمْ مِّنَ الْاٰيٰتِ مَا فِيْهِ بَلٰۤـؤٌا مُّبِيْنٌ wa ātaināhum minal-āyāti mā fīhi balā`um mubīnDan telah Kami berikan kepada mereka di antara tanda-tanda (kebesaran Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata.
  34. اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَيَقُوْلُوْنَۙ inna hā`ulā`i layaqụlụnSesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu pasti akan berkata,
  35. اِنْ هِيَ اِلَّا مَوْتَتُنَا الْاُوْلٰى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِيْنَ in hiya illā mautatunal-ụlā wa mā naḥnu bimunsyarīn”Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami tidak akan dibangkitkan,
  36. فَأْتُوْا بِاٰبَاۤىِٕنَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ fa`tụ bi`ābā`inā ing kuntum ṣādiqīnmaka hadirkanlah (kembali) nenek moyang kami jika kamu orang yang benar.”
  37. اَهُمْ خَيْرٌ اَمْ قَوْمُ تُبَّعٍۙ وَّالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ اَهْلَكْنٰهُمْ اِنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَa hum khairun am qaumu tubba’iw wallażīna ming qablihim, ahlaknāhum innahum kānụ mujrimīnApakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik atau kaum Tubba‘, dan orang-orang yang sebelum mereka yang telah Kami binasakan karena mereka itu adalah orang-orang yang sungguh berdosa.
  38. وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَwa mā khalaqnas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā lā’ibīnDan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.
  39. مَا خَلَقْنٰهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَmā khalaqnāhumā illā bil-ḥaqqi wa lākinna akṡarahum lā ya’lamụnTidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
  40. اِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ مِيْقَاتُهُمْ اَجْمَعِيْنَ ۙ inna yaumal-faṣli mīqātuhum ajma’īnSungguh, pada hari keputusan (hari Kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya,
  41. يَوْمَ لَا يُغْنِيْ مَوْلًى عَنْ مَّوْلًى شَيْـًٔا وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَۙ yauma lā yugnī maulan ‘am maulan syai`aw wa lā hum yunṣarụn(yaitu) pada hari (ketika) seorang teman sama sekali tidak dapat memberi manfaat kepada teman lainnya dan mereka tidak akan mendapat pertolongan,
  42. اِلَّا مَنْ رَّحِمَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ illā mar raḥimallāh, innahụ huwal-‘azīzur-raḥīmKecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  43. اِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّوْمِۙinna syajarataz-zaqqụmSungguh pohon zaqqum itu,
  44. طَعَامُ الْاَثِيْمِ ۛ ṭa’āmul-aṡīmmakanan bagi orang yang banyak dosa.
  45. كَالْمُهْلِ ۛ يَغْلِيْ فِى الْبُطُوْنِۙ kal-muhli yaglī fil-buṭụnSeperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut,
  46. كَغَلْيِ الْحَمِيْمِ ۗkagalyil-ḥamīmseperti mendidihnya air yang sangat panas.
  47. خُذُوْهُ فَاعْتِلُوْهُ اِلٰى سَوَاۤءِ الْجَحِيْمِۙ khużụhu fa’tilụhu ilā sawā`il-jaḥīm”Peganglah dia kemudian seretlah dia sampai ke tengah-tengah neraka,
  48. ثُمَّ صُبُّوْا فَوْقَ رَأْسِهٖ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيْمِۗṡumma ṣubbụ fauqa ra`sihī min ‘ażābil-ḥamīmkemudian tuangkanlah di atas kepalanya azab (dari) air yang sangat panas.”
  49. ذُقْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَرِيْمُ żuq, innaka antal-‘azīzul-karīm”Rasakanlah, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang perkasa lagi mulia.”
  50. اِنَّ هٰذَا مَا كُنْتُمْ بِهٖ تَمْتَرُوْنَ inna hāżā mā kuntum bihī tamtarụnSungguh, inilah azab yang dahulu kamu ragukan.
  51. اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ مَقَامٍ اَمِيْنٍۙinnal-muttaqīna fī maqāmin amīnSungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,
  52. فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙfī jannātiw wa ‘uyụn(yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air,
  53. يَّلْبَسُوْنَ مِنْ سُنْدُسٍ وَّاِسْتَبْرَقٍ مُّتَقٰبِلِيْنَۚyalbasụna min sundusiw wa istabraqim mutaqābilīnmereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadapan,
  54. كَذٰلِكَۗ وَزَوَّجْنٰهُمْ بِحُوْرٍ عِيْنٍۗ każālik, wa zawwajnāhum biḥụrin ‘īndemikianlah, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.
  55. يَدْعُوْنَ فِيْهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ اٰمِنِيْنَۙ yad’ụna fīhā bikulli fākihatin āminīnDi dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan tenteram,
  56. لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا الْمَوْتَ اِلَّا الْمَوْتَةَ الْاُوْلٰىۚ وَوَقٰىهُمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِۙ lā yażụqụna fīhal-mauta illal-mautatal-ụlā, wa waqāhum ‘ażābal-jaḥīmmereka tidak akan merasakan mati di dalamnya selain kematian pertama (di dunia). Allah melindungi mereka dari azab neraka,
  57. فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكَۚ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُfaḍlam mir rabbik, żālika huwal-fauzul-‘aẓīmitu merupakan karunia dari Tuhanmu. Demikian itulah kemenangan yang agung.
  58. فَاِنَّمَا يَسَّرْنٰهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَfa innamā yassarnāhu bilisānika la’allahum yatażakkarụnSungguh, Kami mudahkan Al-Qur’an itu dengan bahasamu agar mereka mendapat pelajaran.
  59. فَارْتَقِبْ اِنَّهُمْ مُّرْتَقِبُوْنَࣖfartaqib innahum murtaqibụnMaka tunggulah; sungguh, mereka itu (juga sedang) menunggu.
Surat Al Jasiyah | Al Quran Juz 25

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  1. حٰمۤ ḥā mīmHa Mim
  2. تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِtanzīlul-kitābi minallāhil-‘azīzil-ḥakīmKitab (ini) diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
  3. اِنَّ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۗinna fis-samāwāti wal-arḍi la`āyātil lil-mu`minīnSungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin.
  4. وَفِيْ خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَاۤبَّةٍ اٰيٰتٌ لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَۙwa fī khalqikum wa mā yabuṡṡu min dābbatin āyātul liqaumiy yụqinụnDan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi) terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) untuk kaum yang meyakini,
  5. وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ رِّزْقٍ فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيْفِ الرِّيٰحِ اٰيٰتٌ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَwakhtilāfil-laili wan-nahāri wa mā anzalallāhu minas-samā`i mir rizqin fa aḥyā bihil-arḍa ba’da mautihā wa taṣrīfir-riyāḥi āyātul liqaumiy ya’qilụndan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering); dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti.
  6. تِلْكَ اٰيٰتُ اللّٰهِ نَتْلُوْهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّۚ فَبِاَيِّ حَدِيْثٍۢ بَعْدَ اللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ يُؤْمِنُوْنَtilka āyātullāhi natlụhā ‘alaika bil-ḥaqq, fa bi`ayyi ḥadīṡim ba’dallāhi wa āyātihī yu`minụnItulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah Allah dan ayat-ayat-Nya.
  7. وَيْلٌ لِّكُلِّ اَفَّاكٍ اَثِيْمٍۙwailul likulli affākin aṡīmCelakalah bagi setiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa,
  8. يَّسْمَعُ اٰيٰتِ اللّٰهِ تُتْلٰى عَلَيْهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسْتَكْبِرًا كَاَنْ لَّمْ يَسْمَعْهَاۚ فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍyasma’u āyātillāhi tutlā ‘alaihi ṡumma yuṣirru mustakbirang ka`al lam yasma’hā, fa basysyir-hu bi’ażābin alīm(yaitu) orang yang mendengar ayat-ayat Allah ketika dibacakan kepadanya namun dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka peringatkanlah dia dengan azab yang pedih.
  9. وَاِذَا عَلِمَ مِنْ اٰيٰتِنَا شَيْـًٔا ۨاتَّخَذَهَا هُزُوًاۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌۗ wa iżā ‘alima min āyātinā syai`anittakhażahā huzuwā, ulā`ika lahum ‘ażābum muhīnDan apabila dia mengetahui sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka (ayat-ayat itu) dijadikan olok-olok. Merekalah yang akan menerima azab yang menghinakan.
  10. مِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ جَهَنَّمُ ۚوَلَا يُغْنِيْ عَنْهُمْ مَّا كَسَبُوْا شَيْـًٔا وَّلَا مَا اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَاۤءَۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌۗ miw warā`ihim jahannam, wa lā yugnī ‘an-hum mā kasabụ syai`aw wa lā mattakhażụ min dụnillāhi auliyā`, wa lahum ‘ażābun ‘aẓīmDi hadapan mereka neraka Jahanam dan tidak akan berguna bagi mereka sedikit pun apa yang telah mereka kerjakan, dan tidak pula (bermanfaat) apa yang mereka jadikan sebagai pelindung-pelindung (mereka) selain Allah. Dan mereka akan mendapat azab yang besar.
  11. هٰذَا هُدًىۚ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ لَهُمْ عَذَابٌ مِّنْ رِّجْزٍ اَلِيْمٌhāżā hudā, wallażīna kafarụ bi`āyāti rabbihim lahum ‘ażābum mir rijzin alīmIni (Al-Qur’an) adalah petunjuk. Dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhannya mereka akan mendapat azab berupa siksaan yang sangat pedih.
  12. ۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيْهِ بِاَمْرِهٖ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَۚ allāhullażī sakhkhara lakumul-baḥra litajriyal-fulku fīhi bi`amrihī wa litabtagụ min faḍlihī wa la’allakum tasykurụnAllah-lah yang menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan agar kamu bersyukur.
  13. وَسَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مِّنْهُ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ wa sakhkhara lakum mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi jamī’am min-h, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụnDan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.
  14. قُلْ لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يَغْفِرُوْا لِلَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ اَيَّامَ اللّٰهِ لِيَجْزِيَ قَوْمًا ۢبِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ qul lillażīna āmanụ yagfirụ lillażīna lā yarjụna ayyāmallāhi liyajziya qaumam bimā kānụ yaksibụnKatakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tidak takut akan hari-hari Allah karena Dia akan membalas suatu kaum sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
  15. مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ اَسَاۤءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَman ‘amila ṣāliḥan fa linafsih, wa man asā`a fa ‘alaihā ṡumma ilā rabbikum turja’ụnBarangsiapa mengerjakan kebajikan maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan.
  16. وَلَقَدْ اٰتَيْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ ۚ wa laqad ātainā banī isrā`īlal-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwata wa razaqnāhum minaṭ-ṭayyibāti wa faḍḍalnāhum ‘alal-‘ālamīnDan sungguh, kepada Bani Israil telah Kami berikan Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian, Kami anugerahkan kepada mereka rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masa itu).
  17. وَاٰتَيْنٰهُمْ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْاَمْرِۚ فَمَا اخْتَلَفُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗاِنَّ رَبَّكَ يَقْضِيْ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَwa ātaināhum bayyinātim minal-amr, fa makhtalafū illā mim ba’di mā jā`ahumul-‘ilmu bagyam bainahum, inna rabbaka yaqḍī bainahum yaumal-qiyāmati fīmā kānụ fīhi yakhtalifụnDan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih kecuali setelah datang ilmu kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Sungguh, Tuhanmu akan memberi putusan kepada mereka pada hari Kiamat terhadap apa yang selalu mereka perselisihkan.
  18. ثُمَّ جَعَلْنٰكَ عَلٰى شَرِيْعَةٍ مِّنَ الْاَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَṡumma ja’alnāka ‘alā syarī’atim minal-amri fattabi’hā wa lā tattabi’ ahwā`allażīna lā ya’lamụnKemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui.
  19. اِنَّهُمْ لَنْ يُّغْنُوْا عَنْكَ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗوَاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۚ وَاللّٰهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِيْنَ innahum lay yugnụ ‘angka minallāhi syai`ā, wa innaẓ-ẓālimīna ba’ḍuhum auliyā`u ba’ḍ, wallāhu waliyyul-muttaqīnSungguh, mereka tidak akan dapat menghindarkan engkau sedikit pun dari (azab) Allah. Dan sungguh, orang-orang yang zalim itu sebagian menjadi pelindung atas sebagian yang lain, sedangkan Allah pelindung bagi orang-orang yang bertakwa.
  20. هٰذَا بَصَاۤىِٕرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ hāżā baṣā`iru lin-nāsi wa hudaw wa raḥmatul liqaumiy yụqinụn(Al-Qur’an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
  21. اَمْ حَسِبَ الَّذِيْنَ اجْتَرَحُوا السَّيِّاٰتِ اَنْ نَّجْعَلَهُمْ كَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَوَاۤءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ ۗسَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَࣖam ḥasiballażīnajtaraḥus-sayyi`āti an naj’alahum kallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti sawā`am maḥyāhum wa mamātuhum, sā`a mā yaḥkumụnApakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu mengira bahwa Kami akan memperlakukan mereka seperti orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mere-ka? Alangkah buruknya penilaian mereka itu.
  22. وَخَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَwa khalaqallāhus-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqqi wa litujzā kullu nafsim bimā kasabat wa hum lā yuẓlamụnDan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.
  23. اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَa fa ra`aita manittakhaża ilāhahụ hawāhu wa aḍallahullāhu ‘alā ‘ilmiw wa khatama ‘alā sam’ihī wa qalbihī wa ja’ala ‘alā baṣarihī gisyāwah, fa may yahdīhi mim ba’dillāh, a fa lā tażakkarụnMaka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
  24. وَقَالُوْا مَا هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوْتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَآ اِلَّا الدَّهْرُۚ وَمَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍۚ اِنْ هُمْ اِلَّا يَظُنُّوْنَwa qālụ mā hiya illā ḥayātunad-dun-yā namụtu wa naḥyā wa mā yuhlikunā illad-dahr, wa mā lahum biżālika min ‘ilm, in hum illā yaẓunnụnDan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.
  25. وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا بَيِّنٰتٍ مَّا كَانَ حُجَّتَهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوا ائْتُوْا بِاٰبَاۤىِٕنَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَwa iżā tutlā ‘alaihim āyātunā bayyinātim mā kāna ḥujjatahum illā ang qālu`tụ bi`ābā`inā ing kuntum ṣādiqīnDan apabila kepada mereka dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan mereka selain mengatakan, “Hidupkanlah kembali nenek moyang kami, jika kamu orang yang benar.”
  26. قُلِ اللّٰهُ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يَجْمَعُكُمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَارَيْبَ فِيْهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَqulillāhu yuḥyīkum ṡumma yumītukum ṡumma yajma’ukum ilā yaumil-qiyāmati lā raiba fīhi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya’lamụnKatakanlah, “Allah yang menghidupkan kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
  27. وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ يَوْمَىِٕذٍ يَّخْسَرُ الْمُبْطِلُوْنَwa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍ, wa yauma taqụmus-sā’atu yauma`iżiy yakhsarul-mubṭilụnDan milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya Kiamat, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan (dosa).
  28. وَتَرٰى كُلَّ اُمَّةٍ جَاثِيَةً ۗ كُلُّ اُمَّةٍ تُدْعٰٓى اِلٰى كِتٰبِهَاۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَwa tarā kulla ummatin jāṡiyah, kullu ummatin tud’ā ilā kitābihā, al-yauma tujzauna mā kuntum ta’malụnDan (pada hari itu) engkau akan melihat setiap umat berlutut. Setiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan.
  29. هٰذَا كِتٰبُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ ۗاِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَhāżā kitābunā yanṭiqu ‘alaikum bil-ḥaqq, innā kunnā nastansikhu mā kuntum ta’malụn(Allah berfirman), “Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.”
  30. فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِيْ رَحْمَتِهٖۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِيْنُfa ammallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti fa yudkhiluhum rabbuhum fī raḥmatih, żālika huwal-fauzul-mubīnMaka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka Tuhan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Demikian itulah kemenangan yang nyata.
  31. وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ اَفَلَمْ تَكُنْ اٰيٰتِيْ تُتْلٰى عَلَيْكُمْ فَاسْتَكْبَرْتُمْ وَكُنْتُمْ قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَwa ammallażīna kafarụ, a fa lam takun āyātī tutlā ‘alaikum fastakbartum wa kuntum qaumam mujrimīnDan adapun (kepada) orang-orang yang kafir (difirmankan), “Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu tetapi kamu menyombongkan diri dan kamu menjadi orang-orang yang berbuat dosa?”
  32. وَاِذَا قِيْلَ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّالسَّاعَةُ لَا رَيْبَ فِيْهَا قُلْتُمْ مَّا نَدْرِيْ مَا السَّاعَةُۙ اِنْ نَّظُنُّ اِلَّا ظَنًّا وَّمَا نَحْنُ بِمُسْتَيْقِنِيْنَ wa iżā qīla inna wa’dallāhi ḥaqquw was-sā’atu lā raiba fīhā qultum mā nadrī mas-sā’atu in naẓunnu illā ẓannaw wa mā naḥnu bimustaiqinīnDan apabila dikatakan (kepadamu), “Sungguh, janji Allah itu benar, dan hari Kiamat itu tidak diragukan adanya,” kamu menjawab, “Kami tidak tahu apakah hari Kiamat itu, kami hanyalah menduga-duga saja, dan kami tidak yakin.”
  33. وَبَدَا لَهُمْ سَيِّاٰتُ مَا عَمِلُوْا وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَwa badā lahum sayyi`ātu mā ‘amilụ wa ḥāqa bihim mā kānụ bihī yastahzi`ụnDan nyatalah bagi mereka keburukan-keburukan yang mereka kerjakan, dan berlakulah (azab) terhadap mereka yang dahulu mereka perolok-olokkan.
  34. وَقِيْلَ الْيَوْمَ نَنْسٰىكُمْ كَمَا نَسِيْتُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۙ وَمَأْوٰىكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَwa qīlal-yauma nansākum kamā nasītum liqā`a yaumikum hāżā wa ma`wākumun-nāru wa mā lakum min nāṣirīnDan kepada mereka dikatakan, “Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini; dan tempat kembalimu ialah neraka dan se-kali-kali tidak akan ada penolong bagimu.
  35. ذٰلِكُمْ بِاَنَّكُمُ اتَّخَذْتُمْ اٰيٰتِ اللّٰهِ هُزُوًا وَّغَرَّتْكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا ۚفَالْيَوْمَ لَا يُخْرَجُوْنَ مِنْهَا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُوْنَżālikum bi`annakumuttakhażtum āyātillāhi huzuwaw wa garratkumul-ḥayātud-dun-yā, fal-yauma lā yukhrajụna min-hā wa lā hum yusta’tabụnYang demikian itu, karena sesungguhnya kamu telah menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia.” Maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat.
  36. فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ رَبِّ السَّمٰوٰتِ وَرَبِّ الْاَرْضِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَfa lillāhil-ḥamdu rabbis-samāwāti wa rabbil-arḍi rabbil-‘ālamīnSegala puji hanya bagi Allah, Tuhan (pemilik) langit dan bumi, Tuhan seluruh alam.
  37. وَلَهُ الْكِبْرِيَاۤءُ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗوَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ۔wa lahul-kibriyā`u fis-samāwāti wal-arḍ, wa huwal-‘azīzul-ḥakīmDan hanya bagi-Nya segala keagungan di langit dan di bumi, dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Kita sudah sampai pada akhir artikel bacaan al quran juz 25 latin, arab, dan terjemahan Indonesia. Mudah-mudahan menjadi amal kebaikan bagi pembaca dan juga bagi admin. Aamiin

Quranindo.com adalah website al quranul karim tercepat dan hemat kuota internet di Indonesia.

Baca Al Quran