Al Quran Juz 19 | Arab, Latin, Terjemah Indonesia

Al Quran Juz 19 dimulai dari Surat Al-Furqan Ayat 21 sampai Surat An-Naml Ayat 55. Untuk mulai membaca, silahkan klik salah satu judul surat dibawah ini untuk membuka seluruh surat dan ayat, dan klik lagi jika ingin menutupnya.

Al Quran Juz 19 dan Terjemah Indonesia

Surat Al Quran (21-77) | Al Quran Juz 19

  

۞ وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا لَوْلَا أُنزِلَ عَلَيْنَا الْمَلَائِكَةُ أَوْ نَرَىٰ رَبَّنَا ۗ لَقَدِ اسْتَكْبَرُوا فِي أَنفُسِهِمْ وَعَتَوْا عُتُوًّا كَبِيرًا ﴿٢١﴾ 

(21) Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan (nya) dengan Kami: "Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?" Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman.

  

يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلَائِكَةَ لَا بُشْرَىٰ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَّحْجُورًا ﴿٢٢﴾ 

(22) Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka berkata: "Hijraan mahjuuraa".

  

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا ﴿٢٣﴾ 

(23) Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan , lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.

  

أَصْحَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ خَيْرٌ مُّسْتَقَرًّا وَأَحْسَنُ مَقِيلًا ﴿٢٤﴾ 

(24) Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya.

  

وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلَائِكَةُ تَنزِيلًا ﴿٢٥﴾ 

(25) Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang.

  

الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ لِلرَّحْمَـٰنِ ۚ وَكَانَ يَوْمًا عَلَى الْكَافِرِينَ عَسِيرًا ﴿٢٦﴾ 

(26) Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah ( hari itu), satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir.

  

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ﴿٢٧﴾ 

(27) Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya , seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul."

  

يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ﴿٢٨﴾ 

(28) Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku).

  

لَّقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولًا ﴿٢٩﴾ 

(29) Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.

  

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَـٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا ﴿٣٠﴾ 

(30) Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan".

  

وَكَذَ‌ٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِّنَ الْمُجْرِمِينَ ۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا ﴿٣١﴾ 

(31) Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.

  

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَ‌ٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا ﴿٣٢﴾ 

(32) Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).

  

وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا ﴿٣٣﴾ 

(33) Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya

  

الَّذِينَ يُحْشَرُونَ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ أُولَـٰئِكَ شَرٌّ مَّكَانًا وَأَضَلُّ سَبِيلًا ﴿٣٤﴾ 

(34) Orang-orang yang dihimpunkan ke neraka Jahannam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulah orang yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya.

  

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَا مَعَهُ أَخَاهُ هَارُونَ وَزِيرًا ﴿٣٥﴾ 

(35) Dan sesungguhnya Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wazir (pembantu).

  

فَقُلْنَا اذْهَبَا إِلَى الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَدَمَّرْنَاهُمْ تَدْمِيرًا ﴿٣٦﴾ 

(36) Kemudian Kami berfirman kepada keduanya: "Pergilah kamu berdua kepada kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami". Maka Kami membinasakan mereka sehancur-hancurnya.

  

وَقَوْمَ نُوحٍ لَّمَّا كَذَّبُوا الرُّسُلَ أَغْرَقْنَاهُمْ وَجَعَلْنَاهُمْ لِلنَّاسِ آيَةً ۖ وَأَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ عَذَابًا أَلِيمًا ﴿٣٧﴾ 

(37) Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih;

  

وَعَادًا وَثَمُودَ وَأَصْحَابَ الرَّسِّ وَقُرُونًا بَيْنَ ذَ‌ٰلِكَ كَثِيرًا ﴿٣٨﴾ 

(38) dan (Kami binasakan) kaum 'Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.

  

وَكُلًّا ضَرَبْنَا لَهُ الْأَمْثَالَ ۖ وَكُلًّا تَبَّرْنَا تَتْبِيرًا ﴿٣٩﴾ 

(39) Dan Kami jadikan bagi masing-masing mereka perumpamaan dan masing-masing mereka itu benar-benar telah Kami binasakan dengan sehancur-hancurnya.

  

وَلَقَدْ أَتَوْا عَلَى الْقَرْيَةِ الَّتِي أُمْطِرَتْ مَطَرَ السَّوْءِ ۚ أَفَلَمْ يَكُونُوا يَرَوْنَهَا ۚ بَلْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ نُشُورًا ﴿٤٠﴾ 

(40) Dan sesungguhnya mereka (kaum musyrik Mekah) telah melalui sebuah negeri (Sadum) yang (dulu) dihujani dengan hujan yang sejelek-jeleknya (hujan batu). Maka apakah mereka tidak menyaksikan runtuhan itu; bahkan adalah mereka itu tidak mengharapkan akan kebangkitan.

  

وَإِذَا رَأَوْكَ إِن يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُوًا أَهَـٰذَا الَّذِي بَعَثَ اللَّهُ رَسُولًا ﴿٤١﴾ 

(41) Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan): "Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul?

  

إِن كَادَ لَيُضِلُّنَا عَنْ آلِهَتِنَا لَوْلَا أَن صَبَرْنَا عَلَيْهَا ۚ وَسَوْفَ يَعْلَمُونَ حِينَ يَرَوْنَ الْعَذَابَ مَنْ أَضَلُّ سَبِيلًا ﴿٤٢﴾ 

(42) Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak sabar (menyembah) nya" Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya.

  

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَـٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا ﴿٤٣﴾ 

(43) Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?

  

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا ﴿٤٤﴾ 

(44) atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).

  

أَلَمْ تَرَ إِلَىٰ رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ وَلَوْ شَاءَ لَجَعَلَهُ سَاكِنًا ثُمَّ جَعَلْنَا الشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيلًا ﴿٤٥﴾ 

(45) Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang; dan kalau dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu,

  

ثُمَّ قَبَضْنَاهُ إِلَيْنَا قَبْضًا يَسِيرًا ﴿٤٦﴾ 

(46) kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami , dengan tarikan yang perlahan-lahan.

  

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا ﴿٤٧﴾ 

(47) Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.

  

وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۚ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا ﴿٤٨﴾ 

(48) Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmatnya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,

  

لِّنُحْيِيَ بِهِ بَلْدَةً مَّيْتًا وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَامًا وَأَنَاسِيَّ كَثِيرًا ﴿٤٩﴾ 

(49) agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.

  

وَلَقَدْ صَرَّفْنَاهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوا فَأَبَىٰ أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا ﴿٥٠﴾ 

(50) Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (daripadanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (ni'mat).

  

وَلَوْ شِئْنَا لَبَعَثْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ نَّذِيرًا ﴿٥١﴾ 

(51) Dan andai kata Kami menghendaki, benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul).

  

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا ﴿٥٢﴾ 

(52) Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan jihad yang besar.

  

۞ وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَـٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَـٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا ﴿٥٣﴾ 

(53) Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.

  

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا ۗ وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا ﴿٥٤﴾ 

(54) Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah , dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

  

وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُهُمْ وَلَا يَضُرُّهُمْ ۗ وَكَانَ الْكَافِرُ عَلَىٰ رَبِّهِ ظَهِيرًا ﴿٥٥﴾ 

(55) Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfa'at kepada mereka dan tidak (pula) memberi mudharat kepada mereka. Adalah orang-orang kafir itu penolong (syaitan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya.

  

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿٥٦﴾ 

(56) Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.

  

قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِلَّا مَن شَاءَ أَن يَتَّخِذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا ﴿٥٧﴾ 

(57) Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya.

  

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا ﴿٥٨﴾ 

(58) Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya,

  

الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚ الرَّحْمَـٰنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا ﴿٥٩﴾ 

(59) Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy , (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad).

  

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا لِلرَّحْمَـٰنِ قَالُوا وَمَا الرَّحْمَـٰنُ أَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُورًا ۩ ﴿٦٠﴾ 

(60) Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha Penyayang", mereka menjawab: "Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman).

  

تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُّنِيرًا ﴿٦١﴾ 

(61) Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.

  

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا ﴿٦٢﴾ 

(62) Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin memgambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.

  

وَعِبَادُ الرَّحْمَـٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا ﴿٦٣﴾ 

(63) Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.

  

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا ﴿٦٤﴾ 

(64) Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka .

  

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ﴿٦٥﴾ 

(65) Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal".

  

إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا ﴿٦٦﴾ 

(66) Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.

  

وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَ‌ٰلِكَ قَوَامًا ﴿٦٧﴾ 

(67) Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

  

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَـٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَ‌ٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا ﴿٦٨﴾ 

(68) Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya),

  

يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا ﴿٦٩﴾ 

(69) (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,

  

إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَـٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿٧٠﴾ 

(70) kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

  

وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا ﴿٧١﴾ 

(71) Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.

  

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا ﴿٧٢﴾ 

(72) Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.

  

وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا ﴿٧٣﴾ 

(73) Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.

  

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ﴿٧٤﴾ 

(74) Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

  

أُولَـٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا ﴿٧٥﴾ 

(75) Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,

  

خَالِدِينَ فِيهَا ۚ حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا ﴿٧٦﴾ 

(76) mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.

  

قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّي لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ ۖ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا ﴿٧٧﴾ 

(77) Katakanlah (kepada orang-orang musyrik): "Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya), padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya? karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu)".

  

 

Surat Asy Syu’ara (1-227) | Al Quran Juz 19

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  1. طٰسۤمّۤ ṭā sīm mīmTha Sin Mim
  2. تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْمُبِيْنِtilka āyātul-kitābil-mubīnInilah ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an) yang jelas.
  3. لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ اَلَّا يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ la’allaka bākhi’un nafsaka allā yakụnụ mu`minīnBoleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu (dengan kesedihan), karena mereka (penduduk Mekah) tidak beriman.
  4. اِنْ نَّشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ اٰيَةً فَظَلَّتْ اَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِيْنَ in nasya` nunazzil ‘alaihim minas-samā`i āyatan fa ẓallat a’nāquhum lahā khāḍi’īnJika Kami menghendaki, niscaya Kami turunkan kepada mereka mukjizat dari langit, yang akan membuat tengkuk mereka tunduk dengan rendah hati kepadanya.
  5. وَمَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنَ الرَّحْمٰنِ مُحْدَثٍ اِلَّا كَانُوْا عَنْهُ مُعْرِضِيْنَ wa mā ya`tīhim min żikrim minar-raḥmāni muḥdaṡin illā kānụ ‘an-hu mu’riḍīnDan setiap kali disampaikan kepada mereka suatu peringatan baru (ayat Al-Qur’an yang diturunkan) dari Tuhan Yang Maha Pengasih, mereka selalu berpaling darinya.
  6. فَقَدْ كَذَّبُوْا فَسَيَأْتِيْهِمْ اَنْۢبـٰۤؤُا مَا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ fa qad każżabụ fa saya`tīhim ambā`u mā kānụ bihī yastahzi`ụnSungguh, mereka telah mendustakan (Al-Qur’an), maka kelak akan datang kepada mereka (kebenaran) berita-berita mengenai apa (azab) yang dulu mereka perolok-olokkan.
  7. اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الْاَرْضِ كَمْ اَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ a wa lam yarau ilal-arḍi kam ambatnā fīhā ming kulli zaujing karīmDan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam pasangan (tumbuh-tumbuhan) yang baik?
  8. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةًۗ وَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  9. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ wa inna rabbaka lahuwal-‘azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  10. وَاِذْ نَادٰى رَبُّكَ مُوْسٰٓى اَنِ ائْتِ الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ۙwa iż nādā rabbuka mụsā ani`til-qaumaẓ-ẓālimīnDan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya), “Datangilah kaum yang zalim itu,
  11. قَوْمَ فِرْعَوْنَ ۗ اَلَا يَتَّقُوْنَ qauma fir’aụn, alā yattaqụn(yaitu) kaum Fir‘aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?”
  12. قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يُّكَذِّبُوْنِ ۗqāla rabbi innī akhāfu ay yukażżibụnDia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh, aku takut mereka akan mendustakan aku,
  13. وَيَضِيْقُ صَدْرِيْ وَلَا يَنْطَلِقُ لِسَانِيْ فَاَرْسِلْ اِلٰى هٰرُوْنَ wa yaḍīqu ṣadrī wa lā yanṭaliqu lisānī fa arsil ilā hārụnsehingga dadaku terasa sempit dan lidahku tidak lancar, maka utuslah Harun (bersamaku).
  14. وَلَهُمْ عَلَيَّ ذَنْۢبٌ فَاَخَافُ اَنْ يَّقْتُلُوْنِ ۚwa lahum ‘alayya żambun fa akhāfu ay yaqtulụnSebab aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.”
  15. قَالَ كَلَّاۚ فَاذْهَبَا بِاٰيٰتِنَآ اِنَّا مَعَكُمْ مُّسْتَمِعُوْنَ ۙ qāla kallā, faż-habā bi`āyātinā innā ma’akum mustami’ụn(Allah) berfirman, “Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu)! Maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sungguh, Kami bersamamu mendengarkan (apa yang mereka katakan),
  16. فَأْتِيَا فِرْعَوْنَ فَقُوْلَآ اِنَّا رَسُوْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙfa`tiyā fir’auna fa qụlā innā rasụlu rabbil-‘ālamīnmaka datanglah kamu berdua kepada Fir‘aun dan katakan, “Sesungguhnya kami adalah rasul-rasul Tuhan seluruh alam,
  17. اَنْ اَرْسِلْ مَعَنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۗ an arsil ma’anā banī isrā`īllepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama kami.”
  18. قَالَ اَلَمْ نُرَبِّكَ فِيْنَا وَلِيْدًا وَّلَبِثْتَ فِيْنَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِيْنَ ۗ qāla a lam nurabbika fīnā walīdaw wa labiṡta fīnā min ‘umurika sinīnDia (Fir‘aun) menjawab, “Bukankah kami telah mengasuhmu dalam lingkungan (keluarga) kami, waktu engkau masih kanak-kanak dan engkau tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.
  19. وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِيْ فَعَلْتَ وَاَنْتَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ wa fa’alta fa’latakallatī fa’alta wa anta minal-kāfirīnDan engkau (Musa) telah melakukan (kesalahan dari) perbuatan yang telah engkau lakukan dan engkau termasuk orang yang tidak tahu berterima kasih.”
  20. قَالَ فَعَلْتُهَآ اِذًا وَّاَنَا۠ مِنَ الضَّاۤلِّيْنَ qāla fa’altuhā iżaw wa ana minaḍ-ḍāllīnDia (Musa) berkata, “Aku telah melakukannya, dan ketika itu aku termasuk orang yang khilaf.
  21. فَفَرَرْتُ مِنْكُمْ لَمَّا خِفْتُكُمْ فَوَهَبَ لِيْ رَبِّيْ حُكْمًا وَّجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ fa farartu mingkum lammā khiftukum fa wahaba lī rabbī ḥukmaw wa ja’alanī minal-mursalīnLalu aku lari darimu karena aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku menganugerahkan ilmu kepadaku serta Dia menjadikan aku salah seorang di antara rasul-rasul.
  22. وَتِلْكَ نِعْمَةٌ تَمُنُّهَا عَلَيَّ اَنْ عَبَّدْتَّ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۗwa tilka ni’matun tamunnuhā ‘alayya an ‘abbatta banī isrā`īlDan itulah kebaikan yang telah engkau berikan kepadaku, (sementara) itu engkau telah memperbudak Bani Israil.”
  23. قَالَ فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ qāla fir’aunu wa mā rabbul-‘ālamīnFir‘aun bertanya, “Siapa Tuhan seluruh alam itu?”
  24. قَالَ رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَاۗ اِنْ كُنْتُمْ مُّوْقِنِيْنَ qāla rabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, ing kuntum mụqinīnDia (Musa) menjawab, “Tuhan pencipta langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu mempercayai-Nya.”
  25. قَالَ لِمَنْ حَوْلَهٗٓ اَلَا تَسْتَمِعُوْنَ qāla liman ḥaulahū alā tastami’ụnDia (Fir‘aun) berkata kepada orang-orang di sekelilingnya, “Apakah kamu tidak mendengar (apa yang dikatakannya)?”
  26. قَالَ رَبُّكُمْ وَرَبُّ اٰبَاۤىِٕكُمُ الْاَوَّلِيْنَ qāla rabbukum wa rabbu ābā`ikumul-awwalīnDia (Musa) berkata, “(Dia) Tuhanmu dan juga Tuhan nenek moyangmu terdahulu.”
  27. قَالَ اِنَّ رَسُوْلَكُمُ الَّذِيْٓ اُرْسِلَ اِلَيْكُمْ لَمَجْنُوْنٌ qāla inna rasụlakumullażī ursila ilaikum lamajnụnDia (Fir‘aun) berkata, “Sungguh, Rasulmu yang diutus kepada kamu benar-benar orang gila.”
  28. قَالَ رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَاۗ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ qāla rabbul-masyriqi wal-magribi wa mā bainahumā, ing kuntum ta’qilụnDia (Musa) berkata, “(Dialah) Tuhan (yang menguasai) timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya; jika kamu mengerti.”
  29. قَالَ لَىِٕنِ اتَّخَذْتَ اِلٰهًا غَيْرِيْ لَاَجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُوْنِيْنَ qāla la`inittakhażta ilāhan gairī la`aj’alannaka minal-masjụnīnDia (Fir‘aun) berkata, “Sungguh, jika engkau menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara.”
  30. قَالَ اَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَيْءٍ مُّبِيْنٍ qāla a walau ji`tuka bisyai`im mubīnDia (Musa) berkata, “Apakah (engkau akan melakukan itu) sekalipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (bukti) yang nyata?”
  31. قَالَ فَأْتِ بِهٖٓ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَqāla fa`ti bihī ing kunta minaṣ-ṣādiqīnDia (Fir‘aun) berkata, “Tunjukkan sesuatu (bukti yang nyata) itu, jika engkau termasuk orang yang benar!”
  32. فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌ ۚ fa alqā ‘aṣāhu fa iżā hiya ṡu’bānum mubīnMaka dia (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.
  33. وَنَزَعَ يَدَهٗ فَاِذَا هِيَ بَيْضَاۤءُ لِلنّٰظِرِيْنَ wa naza’a yadahụ fa iżā hiya baiḍā`u lin-nāẓirīnDan dia mengeluarkan tangannya (dari dalam bajunya), tiba-tiba tangan itu menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihatnya.
  34. قَالَ لِلْمَلَاِ حَوْلَهٗٓ اِنَّ هٰذَا لَسٰحِرٌ عَلِيْمٌ ۙ qāla lil-mala`i ḥaulahū inna hāżā lasāḥirun ‘alīmDia (Fir‘aun) berkata kepada para pemuka di sekelilingnya, “Sesungguhnya dia (Musa) ini pasti seorang pesihir yang pandai,
  35. يُّرِيْدُ اَنْ يُّخْرِجَكُمْ مِّنْ اَرْضِكُمْ بِسِحْرِهٖۖ فَمَاذَا تَأْمُرُوْنَ yurīdu ay yukhrijakum min arḍikum bisiḥrihī fa māżā ta`murụndia hendak mengusir kamu dari negerimu dengan sihirnya; karena itu apakah yang kamu sarankan?”
  36. قَالُوْٓا اَرْجِهْ وَاَخَاهُ وَابْعَثْ فِى الْمَدَاۤىِٕنِ حٰشِرِيْنَ ۙ qālū arjih wa akhāhu wab’aṡ fil-madā`ini ḥāsyirīnMereka menjawab, “Tahanlah (untuk sementara) dia dan saudaranya, dan utuslah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (pesihir),
  37. يَأْتُوْكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيْمٍ ya`tụka bikulli saḥḥārin ‘alīmniscaya mereka akan mendatangkan semua pesihir yang pandai kepadamu.”
  38. فَجُمِعَ السَّحَرَةُ لِمِيْقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ ۙ fa jumi’as-saḥaratu limīqāti yaumim ma’lụmLalu dikumpulkanlah para pesihir pada waktu (yang ditetapkan) pada hari yang telah ditentukan,
  39. وَّقِيْلَ لِلنَّاسِ هَلْ اَنْتُمْ مُّجْتَمِعُوْنَ ۙ wa qīla lin-nāsi hal antum mujtami’ụndan diumumkan kepada orang banyak, “Berkumpullah kamu semua,
  40. لَعَلَّنَا نَتَّبِعُ السَّحَرَةَ اِنْ كَانُوْا هُمُ الْغٰلِبِيْنَ la’allanā nattabi’us-saḥarata ing kānụ humul-gālibīnagar kita mengikuti para pesihir itu, jika mereka yang menang.”
  41. فَلَمَّا جَاۤءَ السَّحَرَةُ قَالُوْا لِفِرْعَوْنَ اَىِٕنَّ لَنَا لَاَجْرًا اِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغٰلِبِيْنَ fa lammā jā`as-saḥaratu qālụ lifir’auna a inna lanā la`ajran ing kunnā naḥnul-gālibīnMaka ketika para pesihir datang, mereka berkata kepada Fir‘aun, “Apakah kami benar-benar akan mendapat imbalan yang besar jika kami yang menang?”
  42. قَالَ نَعَمْ وَاِنَّكُمْ اِذًا لَّمِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ qāla na’am wa innakum iżal laminal-muqarrabīnDia (Fir‘aun) menjawab, “Ya, dan bahkan kamu pasti akan mendapat kedudukan yang dekat (kepadaku).”
  43. قَالَ لَهُمْ مُّوْسٰٓى اَلْقُوْا مَآ اَنْتُمْ مُّلْقُوْنَ qāla lahum mụsā alqụ mā antum mulqụnDia (Musa) berkata kepada mereka, “Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan.”
  44. فَاَلْقَوْا حِبَالَهُمْ وَعِصِيَّهُمْ وَقَالُوْا بِعِزَّةِ فِرْعَوْنَ اِنَّا لَنَحْنُ الْغٰلِبُوْنَ fa alqau ḥibālahum wa ‘iṣiyyahum wa qālụ bi’izzati fir’auna innā lanaḥnul-gālibụnLalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka seraya berkata, “Demi kekuasaan Fir‘aun, pasti kamilah yang akan menang.”
  45. فَاَلْقٰى مُوْسٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُوْنَ ۚ fa alqā mụsā ‘aṣāhu fa iżā hiya talqafu mā ya`fikụnKemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.
  46. فَاُلْقِيَ السَّحَرَةُ سٰجِدِيْنَ ۙ fa ulqiyas-saḥaratu sājidīnMaka menyungkurlah para pesihir itu, bersujud.
  47. قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ qālū āmannā birabbil-‘ālamīnMereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam,
  48. رَبِّ مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ rabbi mụsā wa hārụn(yaitu) Tuhannya Musa dan Harun.”
  49. قَالَ اٰمَنْتُمْ لَهٗ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۚ اِنَّهٗ لَكَبِيْرُكُمُ الَّذِيْ عَلَّمَكُمُ السِّحْرَۚ فَلَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ەۗ لَاُقَطِّعَنَّ اَيْدِيَكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ مِّنْ خِلَافٍ وَّلَاُصَلِّبَنَّكُمْ اَجْمَعِيْنَۚqāla āmantum lahụ qabla an āżana lakum, innahụ lakabīrukumullażī ‘allamakumus-siḥr, fa lasaufa ta’lamụn, la`uqaṭṭi’anna aidiyakum wa arjulakum min khilāfiw wa la`uṣallibannakum ajma’īnDia (Fir‘aun) berkata, “Mengapa kamu beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Nanti kamu pasti akan tahu (akibat perbuatanmu). Pasti akan kupotong tangan dan kakimu bersilang dan sungguh, akan kusalib kamu semuanya.”
  50. قَالُوْا لَا ضَيْرَ ۖاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا مُنْقَلِبُوْنَ ۚ qālụ lā ḍaira innā ilā rabbinā mungqalibụnMereka berkata, “Tidak ada yang kami takutkan, karena kami akan kembali kepada Tuhan kami.
  51. اِنَّا نَطْمَعُ اَنْ يَّغْفِرَ لَنَا رَبُّنَا خَطٰيٰنَآ اَنْ كُنَّآ اَوَّلَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗinnā naṭma’u ay yagfira lanā rabbunā khaṭāyānā ang kunnā awwalal-mu`minīnSesungguhnya kami sangat menginginkan sekiranya Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami menjadi orang yang pertama-tama beriman.”
  52. ۞ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ بِعِبَادِيْٓ اِنَّكُمْ مُّتَّبَعُوْنَ wa auḥainā ilā mụsā an asri bi’ibādī innakum muttaba’ụnDan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa, “Pergilah pada malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), sebab pasti kamu akan dikejar.”
  53. فَاَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِى الْمَدَاۤىِٕنِ حٰشِرِيْنَ ۚ fa arsala fir’aunu fil-madā`ini ḥāsyirīnKemudian Fir‘aun mengirimkan orang ke kota-kota (untuk mengumpulkan bala tentaranya).
  54. اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيْلُوْنَۙ inna hā`ulā`i lasyirżimatung qalīlụn(Fir‘aun berkata), “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) hanya sekelompok kecil,
  55. وَاِنَّهُمْ لَنَا لَغَاۤىِٕظُوْنَ ۙ wa innahum lanā lagā`iẓụndan sesungguhnya mereka telah berbuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita,
  56. وَاِنَّا لَجَمِيْعٌ حٰذِرُوْنَ ۗ wa innā lajamī’un ḥāżirụndan sesungguhnya kita semua tanpa kecuali harus selalu waspada.”
  57. فَاَخْرَجْنٰهُمْ مِّنْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙ fa akhrajnāhum min jannātiw wa ‘uyụnKemudian, Kami keluarkan mereka (Fir‘aun dan kaumnya) dari taman-taman dan mata air,
  58. وَّكُنُوْزٍ وَّمَقَامٍ كَرِيْمٍ ۙ wa kunụziw wa maqāming karīmdan (dari) harta kekayaan dan kedudukan yang mulia,
  59. كَذٰلِكَۚ وَاَوْرَثْنٰهَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۗ każālik, wa auraṡnāhā banī isrā`īldemikianlah, dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil.
  60. فَاَتْبَعُوْهُمْ مُّشْرِقِيْنَ fa atba’ụhum musyriqīnLalu (Fir‘aun dan bala tentaranya) dapat menyusul mereka pada waktu matahari terbit.
  61. فَلَمَّا تَرَاۤءَ الْجَمْعٰنِ قَالَ اَصْحٰبُ مُوْسٰٓى اِنَّا لَمُدْرَكُوْنَ ۚ fa lammā tarā`al-jam’āni qāla aṣ-ḥābu mụsā innā lamudrakụnMaka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, “Kita benar-benar akan tersusul.”
  62. قَالَ كَلَّاۗ اِنَّ مَعِيَ رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ qāla kallā, inna ma’iya rabbī sayahdīnDia (Musa) menjawab, “Sekali-kali tidak akan (tersusul); sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”
  63. فَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنِ اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْبَحْرَۗ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيْمِ ۚ fa auḥainā ilā mụsā aniḍrib bi’aṣākal-baḥr, fanfalaqa fa kāna kullu firqing kaṭ-ṭaudil-‘aẓīmLalu Kami wahyukan kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.
  64. وَاَزْلَفْنَا ثَمَّ الْاٰخَرِيْنَ ۚ wa azlafnā ṡammal-ākharīnDan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain.
  65. وَاَنْجَيْنَا مُوْسٰى وَمَنْ مَّعَهٗٓ اَجْمَعِيْنَ ۚ wa anjainā mụsā wa mam ma’ahū ajma’īnDan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.
  66. ثُمَّ اَغْرَقْنَا الْاٰخَرِيْنَ ۗ ṡumma agraqnal-ākharīnKemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.
  67. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  68. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُwa inna rabbaka lahuwal-‘azīzur-raḥīmDan sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  69. وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ اِبْرٰهِيْمَ ۘ watlu ‘alaihim naba`a ibrāhīmDan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim.
  70. اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَا تَعْبُدُوْنَ iż qāla li`abīhi wa qaumihī mā ta’budụnKetika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah?”
  71. قَالُوْا نَعْبُدُ اَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عٰكِفِيْنَ qālụ na’budu aṣnāman fa naẓallu lahā ‘ākifīnMereka menjawab, “Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya.”
  72. قَالَ هَلْ يَسْمَعُوْنَكُمْ اِذْ تَدْعُوْنَ ۙ qāla hal yasma’ụnakum iż tad’ụnDia (Ibrahim) berkata, “Apakah mereka mendengarmu ketika kamu berdoa (kepadanya)?
  73. اَوْ يَنْفَعُوْنَكُمْ اَوْ يَضُرُّوْنَ au yanfa’ụnakum au yaḍurrụnAtau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?”
  74. قَالُوْا بَلْ وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا كَذٰلِكَ يَفْعَلُوْنَ qālụ bal wajadnā ābā`anā każālika yaf’alụnMereka menjawab, “Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu.”
  75. قَالَ اَفَرَءَيْتُمْ مَّا كُنْتُمْ تَعْبُدُوْنَ ۙ qāla a fa ra`aitum mā kuntum ta’budụnDia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu sembah,
  76. اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمُ الْاَقْدَمُوْنَ ۙ antum wa ābā`ukumul-aqdamụnkamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu?
  77. فَاِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّيْٓ اِلَّا رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ fa innahum ‘aduwwul lī illā rabbal-‘ālamīnSesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain halnya Tuhan seluruh alam,
  78. الَّذِيْ خَلَقَنِيْ فَهُوَ يَهْدِيْنِ ۙ allażī khalaqanī fa huwa yahdīn(yaitu) Yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,
  79. وَالَّذِيْ هُوَ يُطْعِمُنِيْ وَيَسْقِيْنِ ۙ wallażī huwa yuṭ’imunī wa yasqīndan Yang memberi makan dan minum kepadaku;
  80. وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ wa iżā mariḍtu fa huwa yasyfīndan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,
  81. وَالَّذِيْ يُمِيْتُنِيْ ثُمَّ يُحْيِيْنِ ۙ wallażī yumītunī ṡumma yuḥyīndan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
  82. وَالَّذِيْٓ اَطْمَعُ اَنْ يَّغْفِرَ لِيْ خَطِيْۤـَٔتِيْ يَوْمَ الدِّيْنِ ۗwallażī aṭma’u ay yagfira lī khaṭī`atī yaumad-dīndan Yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat.”
  83. رَبِّ هَبْ لِيْ حُكْمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ ۙrabbi hab lī ḥukmaw wa al-ḥiqnī biṣ-ṣāliḥīnIbrahim berdoa), “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
  84. وَاجْعَلْ لِّيْ لِسَانَ صِدْقٍ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۙ waj’al lī lisāna ṣidqin fil-ākhirīndan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,
  85. وَاجْعَلْنِيْ مِنْ وَّرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيْمِ ۙwaj’alnī miw waraṡati jannatin-na’īmdan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan,
  86. وَاغْفِرْ لِاَبِيْٓ اِنَّهٗ كَانَ مِنَ الضَّاۤلِّيْنَ ۙ wagfir li`abī innahụ kāna minaḍ-ḍāllīndan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat,
  87. وَلَا تُخْزِنِيْ يَوْمَ يُبْعَثُوْنَۙwa lā tukhzinī yauma yub’aṡụndan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,
  88. يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ yauma lā yanfa’u māluw wa lā banụn(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna,
  89. اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ illā man atallāha biqalbin salīmkecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
  90. وَاُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ wa uzlifatil-jannatu lil-muttaqīndan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa,
  91. وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِلْغٰوِيْنَ ۙ wa burrizatil-jaḥīmu lil-gāwīndan neraka Jahim diperlihatkan dengan jelas kepada orang-orang yang sesat,”
  92. وَقِيْلَ لَهُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُوْنَ ۙ wa qīla lahum aina mā kuntum ta’budụndan dikatakan kepada mereka, “Di mana berhala-berhala yang dahulu kamu sembah,
  93. مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗهَلْ يَنْصُرُوْنَكُمْ اَوْ يَنْتَصِرُوْنَ ۗ min dụnillāh, hal yanṣurụnakum au yantaṣirụnselain Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?”
  94. فَكُبْكِبُوْا فِيْهَا هُمْ وَالْغَاوٗنَ ۙ fakubkibụ fīhā hum wal-gāwụnMaka mereka (sesembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama orang-orang yang sesat,
  95. وَجُنُوْدُ اِبْلِيْسَ اَجْمَعُوْنَ ۗ wa junụdu iblīsa ajma’ụndan bala tentara Iblis semuanya.
  96. قَالُوْا وَهُمْ فِيْهَا يَخْتَصِمُوْنَ qālụ wa hum fīhā yakhtaṣimụnMereka berkata sambil bertengkar di dalamnya (neraka),
  97. تَاللّٰهِ اِنْ كُنَّا لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ۙ tallāhi ing kunnā lafī ḍalālim mubīn”Demi Allah, sesungguhnya kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata,
  98. اِذْ نُسَوِّيْكُمْ بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ iż nusawwīkum birabbil-‘ālamīnkarena kita mempersamakan kamu (berhala-berhala) dengan Tuhan seluruh alam.
  99. وَمَآ اَضَلَّنَآ اِلَّا الْمُجْرِمُوْنَ wa mā aḍallanā illal-mujrimụnDan tidak ada yang menyesatkan kita kecuali orang-orang yang berdosa.
  100. فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِيْنَ ۙ fa mā lanā min syāfi’īnMaka sehingga (sekarang) kita tidak mempunyai pemberi syafaat (penolong),
  101. وَلَا صَدِيْقٍ حَمِيْمٍ wa lā ṣadīqin ḥamīmdan tidak pula mempunyai teman yang akrab,
  102. فَلَوْ اَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ falau anna lanā karratan fa nakụna minal-mu`minīnMaka seandainya kita dapat kembali (ke dunia) niscaya kita menjadi orang-orang yang beriman.”
  103. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  104. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ wa inna rabbaka lahuwal-‘azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu benar-benar Dialah Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  105. كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوْحِ ِۨالْمُرْسَلِيْنَ ۚ każżabat qaumu nụḥinil-mursalīnKaum Nuh telah mendustakan para rasul.
  106. اِذْ قَالَ لَهُمْ اَخُوْهُمْ نُوْحٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ iż qāla lahum akhụhum nụḥun alā tattaqụnKetika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
  107. اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ innī lakum rasụlun amīnSesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  108. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِۚ fattaqullāha wa aṭī’ụnMaka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.
  109. وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍۚ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۚ wa mā as`alukum ‘alaihi min ajr, in ajriya illā ‘alā rabbil-‘ālamīnDan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
  110. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ fattaqullāha wa aṭī’ụnMaka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.”
  111. ۞ قَالُوْٓا اَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْاَرْذَلُوْنَ ۗ qālū a nu`minu laka wattaba’akal-arżalụnMereka berkata, “Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu orang-orang yang hina?”
  112. قَالَ وَمَا عِلْمِيْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۚ qāla wa mā ‘ilmī bimā kānụ ya’malụnDia (Nuh) menjawab, “Tidak ada pengetahuanku tentang apa yang mereka kerjakan.
  113. اِنْ حِسَابُهُمْ اِلَّا عَلٰى رَبِّيْ لَوْ تَشْعُرُوْنَ ۚ in ḥisābuhum illā ‘alā rabbī lau tasy’urụnPerhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, jika kamu menyadari.
  114. وَمَآ اَنَا۠ بِطَارِدِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ wa mā ana biṭāridil-mu`minīnDan aku tidak akan mengusir orang-orang yang beriman.
  115. اِنْ اَنَا۠ اِلَّا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ ۗ in ana illā nażīrum mubīnAku (ini) hanyalah pemberi peringatan yang jelas.”
  116. قَالُوْا لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهِ يٰنُوْحُ لَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْمَرْجُوْمِيْنَۗ qālụ la`il lam tantahi yā nụḥu latakụnanna minal-marjụmīnMereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak (mau) berhenti, niscaya engkau termasuk orang yang dirajam (dilempari batu sampai mati).”
  117. قَالَ رَبِّ اِنَّ قَوْمِيْ كَذَّبُوْنِۖ qāla rabbi inna qaumī każżabụnDia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh kaumku telah mendustakan aku;
  118. فَافْتَحْ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَّنَجِّنِيْ وَمَنْ مَّعِيَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ faftaḥ bainī wa bainahum fat-ḥaw wa najjinī wa mam ma’iya minal-mu`minīnmaka berilah keputusan antara aku dengan mereka, dan selamatkanlah aku dan mereka yang beriman bersamaku.”
  119. فَاَنْجَيْنٰهُ وَمَنْ مَّعَهٗ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِ fa anjaināhu wa mam ma’ahụ fil-fulkil-masy-ḥụnKemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan.
  120. ثُمَّ اَغْرَقْنَا بَعْدُ الْبٰقِيْنَ ṡumma agraqnā ba’dul-bāqīnKemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.
  121. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  122. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ wa inna rabbaka lahuwal-‘azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  123. كَذَّبَتْ عَادُ ِۨالْمُرْسَلِيْنَ ۖ każżabat ‘ādunil-mursalīn(Kaum) ‘Ad telah mendustakan para rasul.
  124. اِذْ قَالَ لَهُمْ اَخُوْهُمْ هُوْدٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ iż qāla lahum akhụhum hụdun alā tattaqụnKetika saudara mereka Hud berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
  125. اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ innī lakum rasụlun amīnSungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  126. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ fattaqullāha wa aṭī’ụnkarena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
  127. وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍۚ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ wa mā as`alukum ‘alaihi min ajr, in ajriya illā ‘alā rabbil-‘ālamīnDan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
  128. اَتَبْنُوْنَ بِكُلِّ رِيْعٍ اٰيَةً تَعْبَثُوْنَ ۙ a tabnụna bikulli rī’in āyatan ta’baṡụnApakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati,
  129. وَتَتَّخِذُوْنَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُوْنَۚ wa tattakhiżụna maṣāni’a la’allakum takhludụndan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal?
  130. وَاِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِيْنَۚ wa iżā baṭasytum baṭasytum jabbārīnDan apabila kamu menyiksa, maka kamu lakukan secara kejam dan bengis.
  131. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِۚ fattaqullāha wa aṭī’ụnMaka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku,
  132. وَاتَّقُوا الَّذِيْٓ اَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُوْنَ ۚwattaqullażī amaddakum bimā ta’lamụndan tetaplah kamu bertakwa kepada-Nya yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.
  133. اَمَدَّكُمْ بِاَنْعَامٍ وَّبَنِيْنَۙ amaddakum bi`an’āmiw wa banīnDia (Allah) telah menganugerahkan kepadamu hewan ternak dan anak-anak,
  134. وَجَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۚ wa jannātiw wa ‘uyụndan kebun-kebun, dan mata air,
  135. اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ ۗ innī akhāfu ‘alaikum ‘ażāba yaumin ‘aẓīmsesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar.”
  136. قَالُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْنَآ اَوَعَظْتَ اَمْ لَمْ تَكُنْ مِّنَ الْوَاعِظِيْنَ ۙ qālụ sawā`un ‘alainā a wa’aẓta am lam takum minal-wā’iẓīnMereka menjawab, “Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi nasihat,
  137. اِنْ هٰذَآ اِلَّا خُلُقُ الْاَوَّلِيْنَ ۙ in hāżā illā khuluqul-awwalīn(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu,
  138. وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ ۚ wa mā naḥnu bimu’ażżabīndan kami (sama sekali) tidak akan diazab.”
  139. فَكَذَّبُوْهُ فَاَهْلَكْنٰهُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ fa każżabụhu fa ahlaknāhum, inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnMaka mereka mendustakannya (Hud), lalu Kami binasakan mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  140. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُwa inna rabbaka lahuwal-‘azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  141. كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ الْمُرْسَلِيْنَ ۖ każżabat ṡamụdul-mursalīnKaum Samud telah mendustakan para rasul.
  142. اِذْ قَالَ لَهُمْ اَخُوْهُمْ صٰلِحٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ iż qāla lahum akhụhum ṣāliḥun alā tattaqụnKetika saudara mereka Saleh berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
  143. اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ innī lakum rasụlun amīnSungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  144. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ fattaqullāha wa aṭī’ụnkarena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
  145. وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍۚ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ wa mā as`alukum ‘alaihi min ajr, in ajriya illā ‘alā rabbil-‘ālamīnDan aku tidak meminta sesuatu imbalan kepadamu atas ajakan itu, imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
  146. اَتُتْرَكُوْنَ فِيْ مَا هٰهُنَآ اٰمِنِيْنَ ۙ a tutrakụna fī mā hāhunā āminīnApakah kamu (mengira) akan dibiarkan tinggal di sini (di negeri kamu ini) dengan aman,
  147. فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙ fī jannātiw wa ‘uyụndi dalam kebun-kebun dan mata air,
  148. وَّزُرُوْعٍ وَّنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيْمٌ ۚ wa zurụ’iw wa nakhlin ṭal’uhā haḍīmdan tanaman-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut.
  149. وَتَنْحِتُوْنَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا فٰرِهِيْنَ wa tan-ḥitụna minal-jibāli buyụtan fārihīnDan kamu pahat dengan terampil sebagian gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah;
  150. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ fattaqullāha wa aṭī’ụnmaka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;
  151. وَلَا تُطِيْعُوْٓا اَمْرَ الْمُسْرِفِيْنَ ۙ wa lā tuṭī’ū amral-musrifīndan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas,
  152. الَّذِيْنَ يُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ وَلَا يُصْلِحُوْنَ allażīna yufsidụna fil-arḍi wa lā yuṣliḥụnyang berbuat kerusakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan.”
  153. قَالُوْٓا اِنَّمَآ اَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِيْنَ ۙ qālū innamā anta minal-musaḥḥarīnMereka berkata, “Sungguh, engkau hanyalah termasuk orang yang kena sihir;
  154. مَآ اَنْتَ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ فَأْتِ بِاٰيَةٍ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ mā anta illā basyarum miṡlunā fa`ti bi`āyatin ing kunta minaṣ-ṣādiqīnengkau hanyalah manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mukjizat jika engkau termasuk orang yang benar.”
  155. قَالَ هٰذِهٖ نَاقَةٌ لَّهَا شِرْبٌ وَّلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ ۚ qāla hāżihī nāqatul lahā syirbuw wa lakum syirbu yaumim ma’lụmDia (Saleh) menjawab, “Ini seekor unta betina, yang berhak mendapatkan (giliran) minum, dan kamu juga berhak mendapatkan minum pada hari yang ditentukan.
  156. وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَظِيْمٍ wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum ‘ażābu yaumin ‘aẓīmDan jangan kamu menyentuhnya (unta itu) dengan sesuatu kejahatan, nanti kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat.”
  157. فَعَقَرُوْهَا فَاَصْبَحُوْا نٰدِمِيْنَ ۙ fa ‘aqarụhā fa aṣbaḥụ nādimīnKemudian mereka membunuhnya, lalu mereka merasa menyesal,
  158. فَاَخَذَهُمُ الْعَذَابُۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ fa akhażahumul-‘ażāb, inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnmaka mereka ditimpa azab. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  159. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ wa inna rabbaka lahuwal-‘azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  160. كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوْطِ ِۨالْمُرْسَلِيْنَ ۖ każżabat qaumu lụṭinil-mursalīnKaum Lut telah mendustakan para rasul,
  161. اِذْ قَالَ لَهُمْ اَخُوْهُمْ لُوْطٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ iż qāla lahum akhụhum lụṭun alā tattaqụnketika saudara mereka Lut berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?”
  162. اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ innī lakum rasụlun amīnSungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  163. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ fattaqullāha wa aṭī’ụnmaka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
  164. وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ wa mā as`alukum ‘alaihi min ajrin in ajriya illā ‘alā rabbil-‘ālamīnDan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
  165. اَتَأْتُوْنَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعٰلَمِيْنَ ۙ a ta`tụnaż-żukrāna minal-‘ālamīnMengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks),
  166. وَتَذَرُوْنَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِّنْ اَزْوَاجِكُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ عٰدُوْنَ wa tażarụna mā khalaqa lakum rabbukum min azwājikum, bal antum qaumun ‘ādụndan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu (memang) orang-orang yang melampaui batas.”
  167. قَالُوْا لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهِ يٰلُوْطُ لَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِيْنَ qālụ la`il lam tantahi yā lụṭu latakụnanna minal-mukhrajīnMereka menjawab, “Wahai Lut! Jika engkau tidak berhenti, engkau termasuk orang-orang yang terusir.”
  168. قَالَ ِانِّيْ لِعَمَلِكُمْ مِّنَ الْقَالِيْنَ ۗqāla innī li’amalikum minal-qālīnDia (Lut) berkata, “Aku sungguh benci kepada perbuatanmu.”
  169. رَبِّ نَجِّنِيْ وَاَهْلِيْ مِمَّا يَعْمَلُوْنَ rabbi najjinī wa ahlī mimmā ya’malụn(Lut berdoa), “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.”
  170. فَنَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اَجْمَعِيْنَ ۙ fa najjaināhu wa ahlahū ajma’īnLalu Kami selamatkan dia bersama keluarganya semua,
  171. اِلَّا عَجُوْزًا فِى الْغٰبِرِيْنَ ۚ illā ‘ajụzan fil-gābirīnkecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.
  172. ثُمَّ دَمَّرْنَا الْاٰخَرِيْنَ ۚ ṡumma dammarnal-ākharīnKemudian Kami binasakan yang lain.
  173. وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَّطَرًاۚ فَسَاۤءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِيْنَ wa amṭarnā ‘alaihim maṭarā, fa sā`a maṭarul-munżarīnDan Kami hujani mereka (dengan hujan batu), maka betapa buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.
  174. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  175. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُwa inna rabbaka lahuwal-‘azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  176. كَذَّبَ اَصْحٰبُ لْـَٔيْكَةِ الْمُرْسَلِيْنَ ۖ każżaba aṣ-ḥābul-aikatil-mursalīnPenduduk Aikah telah mendustakan para rasul;
  177. اِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ iż qāla lahum syu’aibun alā tattaqụnketika Syuaib berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
  178. اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ innī lakum rasụlun amīnSungguh, aku adalah rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  179. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ fattaqullāha wa aṭī’ụnmaka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;
  180. وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ wa mā as`alukum ‘alaihi min ajrin in ajriya illā ‘alā rabbil-‘ālamīnDan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
  181. ۞ اَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُخْسِرِيْنَ ۚ auful-kaila wa lā takụnụ minal-mukhsirīnSempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang lain.
  182. وَزِنُوْا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيْمِ ۚ wa zinụ bil-qisṭāsil-mustaqīmDan timbanglah dengan timbangan yang benar.
  183. وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ ۚ wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā`ahum wa lā ta’ṡau fil-arḍi mufsidīnDan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi;
  184. وَاتَّقُوا الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْاَوَّلِيْنَ ۗ wattaqullażī khalaqakum wal-jibillatal-awwalīndan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang terdahulu.”
  185. قَالُوْٓا اِنَّمَآ اَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِيْنَ ۙ qālū innamā anta minal-musaḥḥarīnMereka berkata, “Engkau tidak lain hanyalah orang-orang yang kena sihir.
  186. وَمَآ اَنْتَ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَاِنْ نَّظُنُّكَ لَمِنَ الْكٰذِبِيْنَ ۚ wa mā anta illā basyarum miṡlunā wa in naẓunnuka laminal-kāżibīnDan engkau hanyalah manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin engkau termasuk orang-orang yang berdusta.
  187. فَاَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِّنَ السَّمَاۤءِ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ ۗ fa asqiṭ ‘alainā kisafam minas-samā`i ing kunta minaṣ-ṣādiqīnMaka jatuhkanlah kepada kami gumpalan dari langit, jika engkau termasuk orang-orang yang benar.”
  188. قَالَ رَبِّيْٓ اَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ qāla rabbī a’lamu bimā ta’malụnDia (Syuaib) berkata, “Tuhanku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
  189. فَكَذَّبُوْهُ فَاَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۗاِنَّهٗ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ fa każżabụhu fa akhażahum ‘ażābu yaumiẓ-ẓullah, innahụ kāna ‘ażāba yaumin ‘aẓīmKemudian mereka mendustakannya (Syuaib), lalu mereka ditimpa azab pada hari yang gelap. Sungguh, itulah azab pada hari yang dahsyat.
  190. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  191. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ wa inna rabbaka lahuwal-‘azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu, Dialah yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  192. وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ wa innahụ latanzīlu rabbil-‘ālamīnDan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam,
  193. نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ nazala bihir-rụḥul-amīnYang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril),
  194. عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ ‘alā qalbika litakụna minal-munżirīnke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan,
  195. بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ bilisānin ‘arabiyyim mubīndengan bahasa Arab yang jelas.
  196. وَاِنَّهٗ لَفِيْ زُبُرِ الْاَوَّلِيْنَ wa innahụ lafī zuburil-awwalīnDan sungguh, (Al-Qur’an) itu (disebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu.
  197. اَوَلَمْ يَكُنْ لَّهُمْ اٰيَةً اَنْ يَّعْلَمَهٗ عُلَمٰۤؤُا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ a wa lam yakul lahum āyatan ay ya’lamahụ ‘ulamā`u banī isrā`īlApakah tidak (cukup) menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?
  198. وَلَوْ نَزَّلْنٰهُ عَلٰى بَعْضِ الْاَعْجَمِيْنَ ۙ walau nazzalnāhu ‘alā ba’ḍil-a’jamīnDan seandainya (Al-Qur’an) itu Kami turunkan kepada sebagian dari golongan bukan Arab,
  199. فَقَرَاَهٗ عَلَيْهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ مُؤْمِنِيْنَ ۗ faqara`ahụ ‘alaihim mā kānụ bihī mu`minīnlalu dia membacakannya kepada mereka (orang-orang kafir); niscaya mereka tidak juga akan beriman kepadanya.
  200. كَذٰلِكَ سَلَكْنٰهُ فِيْ قُلُوْبِ الْمُجْرِمِيْنَ ۗ każālika salaknāhu fī qulụbil-mujrimīnDemikianlah, Kami masukkan (sifat dusta dan ingkar) ke dalam hati orang-orang yang berdosa,
  201. لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ lā yu`minụna bihī ḥattā yarawul-‘ażābal-alīmmereka tidak akan beriman kepadanya, hingga mereka melihat azab yang pedih,
  202. فَيَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ۙ fa ya`tiyahum bagtataw wa hum lā yasy’urụnmaka datang azab kepada mereka secara mendadak, ketika mereka tidak menyadarinya,
  203. فَيَقُوْلُوْا هَلْ نَحْنُ مُنْظَرُوْنَ ۗ fa yaqụlụ hal naḥnu munẓarụnlalu mereka berkata, “Apakah kami diberi penangguhan waktu?”
  204. اَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُوْنَ a fa bi’ażābinā yasta’jilụnBukankah mereka yang meminta agar azab Kami dipercepat?
  205. اَفَرَءَيْتَ اِنْ مَّتَّعْنٰهُمْ سِنِيْنَ ۙ a fa ra`aita im matta’nāhum sinīnMaka bagaimana pendapatmu jika kepada mereka Kami berikan kenikmatan hidup beberapa tahun,
  206. ثُمَّ جَاۤءَهُمْ مَّا كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ ۙ ṡumma jā`ahum mā kānụ yụ’adụnkemudian datang kepada mereka azab yang diancamkan kepada mereka,
  207. مَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يُمَتَّعُوْنَ ۗ mā agnā ‘an-hum mā kānụ yumatta’ụnniscaya tidak berguna bagi mereka kenikmatan yang mereka rasakan.
  208. وَمَآ اَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ اِلَّا لَهَا مُنْذِرُوْنَ ۖ wa mā ahlaknā ming qaryatin illā lahā munżirụnDan Kami tidak membinasakan sesuatu negeri, kecuali setelah ada orang-orang yang memberi peringatan kepadanya;
  209. ذِكْرٰىۚ وَمَا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ żikrā, wa mā kunnā ẓālimīnuntuk (menjadi) peringatan. Dan Kami tidak berlaku zalim.
  210. وَمَا تَنَزَّلَتْ بِهِ الشَّيٰطِيْنُ wa mā tanazzalat bihisy-syayāṭīnDan (Al-Qur’an) itu tidaklah dibawa turun oleh setan-setan.
  211. وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهُمْ وَمَا يَسْتَطِيْعُوْنَ ۗ wa mā yambagī lahum wa mā yastaṭī’ụnDan tidaklah pantas bagi mereka (Al-Qur’an itu), dan mereka pun tidak akan sanggup.
  212. اِنَّهُمْ عَنِ السَّمْعِ لَمَعْزُوْلُوْنَ ۗ innahum ‘anis-sam’i lama’zụlụnSesungguhnya untuk mendengarkannya pun mereka dijauhkan.
  213. فَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَتَكُوْنَ مِنَ الْمُعَذَّبِيْنَfa lā tad’u ma’allāhi ilāhan ākhara fa takụna minal-mu’ażżabīnMaka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan selain Allah, nanti kamu termasuk orang-orang yang diazab.
  214. وَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ ۙ wa anżir ‘asyīratakal-aqrabīnDan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat,
  215. وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ wakhfiḍ janāḥaka limanittaba’aka minal-mu`minīndan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu.
  216. فَاِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ ۚ fa in ‘aṣauka fa qul innī barī`um mimmā ta’malụnKemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.”
  217. وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِ ۙ wa tawakkal ‘alal-‘azīzir-raḥīmDan bertawakallah kepada (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  218. الَّذِيْ يَرٰىكَ حِيْنَ تَقُوْمُ allażī yarāka ḥīna taqụmYang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk salat),
  219. وَتَقَلُّبَكَ فِى السّٰجِدِيْنَ wa taqallubaka fis-sājidīndan (melihat) perubahan gerakan badanmu di antara orang-orang yang sujud.
  220. اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ innahụ huwas-samī’ul-‘alīmSungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
  221. هَلْ اُنَبِّئُكُمْ عَلٰى مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيٰطِيْنُ ۗ hal unabbi`ukum ‘alā man tanazzalusy-syayāṭīnMaukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun?
  222. تَنَزَّلُ عَلٰى كُلِّ اَفَّاكٍ اَثِيْمٍ ۙ tanazzalu ‘alā kulli affākin aṡīmMereka (setan) turun kepada setiap pendusta yang banyak berdosa,
  223. يُّلْقُوْنَ السَّمْعَ وَاَكْثَرُهُمْ كٰذِبُوْنَ ۗ yulqụnas-sam’a wa akṡaruhum kāżibụnmereka menyampaikan hasil pendengaran mereka, sedangkan kebanyakan mereka orang-orang pendusta.
  224. وَالشُّعَرَاۤءُ يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوٗنَ ۗ wasy-syu’arā`u yattabi’uhumul-gāwụnDan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
  225. اَلَمْ تَرَ اَنَّهُمْ فِيْ كُلِّ وَادٍ يَّهِيْمُوْنَ ۙ a lam tara annahum fī kulli wādiy yahīmụnTidakkah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah,
  226. وَاَنَّهُمْ يَقُوْلُوْنَ مَا لَا يَفْعَلُوْنَ ۙ wa annahum yaqụlụna mā lā yaf’alụndan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)?
  227. اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَذَكَرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّانْتَصَرُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوْا ۗوَسَيَعْلَمُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اَيَّ مُنْقَلَبٍ يَّنْقَلِبُوْنَ illallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa żakarullāha kaṡīraw wantaṣarụ mim ba’di mā ẓulimụ, wa saya’lamullażīna ẓalamū ayya mungqalabiy yangqalibụnKecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapat kemenangan setelah terzalimi (karena menjawab puisi-puisi orang-orang kafir). Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.
Surat An Naml (1-55) | Al Quran Juz 19

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  1. طٰسۤ ۚ تِلْكَ اٰيٰتُ الْقُرْاٰنِ وَكِتَابٍ مُّبِيْنٍ ۙ ṭā sīn, tilka āyātul-qur`āni wa kitābim mubīnTha Sin. Inilah ayat-ayat Al-Qur’an, dan Kitab yang jelas,
  2. هُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ ۙ hudaw wa busyrā lil-mu`minīnpetunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman,
  3. الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ بِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ allażīna yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa yu`tụnaz-zakāta wa hum bil-ākhirati hum yụqinụn(yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan mereka meyakini adanya akhirat.
  4. اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ اَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُوْنَ ۗ innallażīna lā yu`minụna bil-ākhirati zayyannā lahum a’mālahum fa hum ya’mahụnSesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan mereka (yang buruk), sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan.
  5. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَهُمْ سُوْۤءُ الْعَذَابِ وَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ هُمُ الْاَخْسَرُوْنَ ulā`ikallażīna lahum sū`ul-‘ażābi wa hum fil-ākhirati humul-akhsarụnMereka itulah orang-orang yang akan mendapat siksaan buruk (di dunia) dan mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling rugi.
  6. وَاِنَّكَ لَتُلَقَّى الْقُرْاٰنَ مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ عَلِيْمٍ wa innaka latulaqqal-qur`āna mil ladun ḥakīmin ‘alīmDan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar telah diberi Al-Qur’an dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana, Maha Mengetahui.
  7. اِذْ قَالَ مُوْسٰى لِاَهْلِهٖٓ اِنِّيْٓ اٰنَسْتُ نَارًاۗ سَاٰتِيْكُمْ مِّنْهَا بِخَبَرٍ اَوْ اٰتِيْكُمْ بِشِهَابٍ قَبَسٍ لَّعَلَّكُمْ تَصْطَلُوْنَ iż qāla mụsā li`ahlihī innī ānastu nārā, sa`ātīkum min-hā bikhabarin au ātīkum bisyihābing qabasil la’allakum taṣṭalụn(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada keluarganya, “Sungguh, aku melihat api. Aku akan membawa kabar tentang itu kepadamu, atau aku akan membawa suluh api (obor) kepadamu agar kamu dapat berdiang (menghangatkan badan dekat api).”
  8. فَلَمَّا جَاۤءَهَا نُوْدِيَ اَنْۢ بُوْرِكَ مَنْ فِى النَّارِ وَمَنْ حَوْلَهَاۗ وَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ fa lammā jā`ahā nụdiya am bụrika man fin-nāri wa man ḥaulahā, wa sub-ḥānallāhi rabbil-‘ālamīnMaka ketika dia tiba di sana (tempat api itu), dia diseru, “Telah diberkahi orang-orang yang berada di dekat api, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.”
  9. يٰمُوْسٰٓى اِنَّهٗٓ اَنَا اللّٰهُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ۙ yā mụsā innahū anallāhul-‘azīzul-ḥakīm(Allah berfirman), “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku adalah Allah, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
  10. وَاَلْقِ عَصَاكَ ۗفَلَمَّا رَاٰهَا تَهْتَزُّ كَاَنَّهَا جَاۤنٌّ وَّلّٰى مُدْبِرًا وَّلَمْ يُعَقِّبْۗ يٰمُوْسٰى لَا تَخَفْۗ اِنِّيْ لَا يَخَافُ لَدَيَّ الْمُرْسَلُوْنَ ۖ wa alqi ‘aṣāk, fa lammā ra`āhā tahtazzu ka`annahā jānnuw wallā mudbiraw wa lam yu’aqqib, yā mụsā lā takhaf, innī lā yakhāfu ladayyal-mursalụnDan lemparkanlah tongkatmu!” Maka ketika (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh. ”Wahai Musa! Jangan takut! Sesungguhnya di hadapan-Ku, para rasul tidak perlu takut,
  11. اِلَّا مَنْ ظَلَمَ ثُمَّ بَدَّلَ حُسْنًاۢ بَعْدَ سُوْۤءٍ فَاِنِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ illā man ẓalama ṡumma baddala ḥusnam ba’da sū`in fa innī gafụrur raḥīmkecuali orang yang berlaku zalim yang kemudian mengubah (dirinya) dengan kebaikan setelah kejahatan (bertobat); maka sungguh, Aku Maha Pengampun, Maha Penyayang.
  12. وَاَدْخِلْ يَدَكَ فِيْ جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاۤءَ مِنْ غَيْرِ سُوْۤءٍۙ فِيْ تِسْعِ اٰيٰتٍ اِلٰى فِرْعَوْنَ وَقَوْمِهٖۚ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا فٰسِقِيْنَ wa adkhil yadaka fī jaibika takhruj baiḍā`a min gairi sū`in fī tis’i āyātin ilā fir’auna wa qaumih, innahum kānụ qauman fāsiqīnDan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan keluar menjadi putih (bersinar) tanpa cacat. (Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan macam mukjizat (yang akan dikemukakan) kepada Fir‘aun dan kaumnya. Mereka benar-benar orang-orang yang fasik.”
  13. فَلَمَّا جَاۤءَتْهُمْ اٰيٰتُنَا مُبْصِرَةً قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ ۚ fa lammā jā`at-hum āyātunā mubṣiratang qālụ hāżā siḥrum mubīnMaka ketika mukjizat-mukjizat Kami yang terang itu sampai kepada mereka, mereka berkata, “Ini sihir yang nyata.”
  14. وَجَحَدُوْا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَآ اَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَّعُلُوًّاۗ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِيْنَ wa jaḥadụ bihā wastaiqanat-hā anfusuhum ẓulmaw wa ‘uluwwā, fanẓur kaifa kāna ‘āqibatul-mufsidīnDan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongannya, padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.
  15. وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ عِلْمًاۗ وَقَالَا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا عَلٰى كَثِيْرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ wa laqad ātainā dāwụda wa sulaimāna ‘ilmā, wa qālal-ḥamdu lillāhillażī faḍḍalanā ‘alā kaṡīrim min ‘ibādihil-mu`minīnDan sungguh, Kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman; dan keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman.”
  16. وَوَرِثَ سُلَيْمٰنُ دَاوٗدَ وَقَالَ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَاُوْتِيْنَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍۗ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِيْنُ wa wariṡa sulaimānu dāwụda wa qāla yā ayyuhan-nāsu ‘ullimnā manṭiqaṭ-ṭairi wa ụtīnā ming kulli syaī`, inna hāżā lahuwal-faḍlul-mubīnDan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia! Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata.”
  17. وَحُشِرَ لِسُلَيْمٰنَ جُنُوْدُهٗ مِنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ wa ḥusyira lisulaimāna junụduhụ minal-jinni wal-insi waṭ-ṭairi fa hum yụza’ụnDan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib.
  18. حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ hattā iżā atau ‘alā wādin-namli qālat namlatuy yā ayyuhan-namludkhulụ masākinakum, lā yahṭimannakum sulaimānu wa junụduhụ wa hum lā yasy’urụnHingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”
  19. فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ fa tabassama ḍāḥikam ming qaulihā wa qāla rabbi auzi’nī an asykura ni’matakallatī an’amta ‘alayya wa ‘alā wālidayya wa an a’mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī ‘ibādikaṣ-ṣāliḥīnMaka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”
  20. وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ اَرَى الْهُدْهُدَۖ اَمْ كَانَ مِنَ الْغَاۤىِٕبِيْنَ wa tafaqqadaṭ-ṭaira fa qāla mā liya lā aral-hudhuda am kāna minal-gā`ibīnDan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat Hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?
  21. لَاُعَذِّبَنَّهٗ عَذَابًا شَدِيْدًا اَوْ لَاَا۟ذْبَحَنَّهٗٓ اَوْ لَيَأْتِيَنِّيْ بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍ la`u’ażżibannahụ ‘ażāban syadīdan au la`ażbaḥannahū au laya`tiyannī bisulṭānim mubīnPasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.”
  22. فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيْدٍ فَقَالَ اَحَطْتُّ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَاٍ ۢبِنَبَاٍ يَّقِيْنٍ fa makaṡa gaira ba’īdin fa qāla aḥaṭtu bimā lam tuḥiṭ bihī wa ji`tuka min saba`im binaba`iy yaqīnMaka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita yang meyakinkan.
  23. اِنِّيْ وَجَدْتُّ امْرَاَةً تَمْلِكُهُمْ وَاُوْتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَّلَهَا عَرْشٌ عَظِيْمٌ innī wajattumra`atan tamlikuhum wa ụtiyat ming kulli syai`iu wa lahā ‘arsyun ‘aẓīmSungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar.
  24. وَجَدْتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُوْنَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُوْنَۙ wajattuhā wa qaumahā yasjudụna lisy-syamsi min dụnillāhi wa zayyana lahumusy-syaiṭānu a’mālahum fa ṣaddahum ‘anis-sabīli fa hum lā yahtadụnAku (burung Hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk,
  25. اَلَّا يَسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُوْنَ وَمَا تُعْلِنُوْنَ allā yasjudụ lillāhillażī yukhrijul-khab`a fis-samāwāti wal-arḍi wa ya’lamu mā tukhfụna wa mā tu’linụnmereka (juga) tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan.
  26. اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ۩ allāhu lā ilāha illā huwa rabbul-‘arsyil-‘aẓīmAllah, tidak ada tuhan melainkan Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang agung.”
  27. ۞ قَالَ سَنَنْظُرُ اَصَدَقْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ qāla sananẓuru a ṣadaqta am kunta minal-kāżibīnDia (Sulaiman) berkata, “Akan kami lihat, apa kamu benar, atau termasuk yang berdusta.
  28. اِذْهَبْ بِّكِتٰبِيْ هٰذَا فَاَلْقِهْ اِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُوْنَ iż-hab bikitābī hāżā fa alqih ilaihim ṡumma tawalla ‘an-hum fanẓur māżā yarji’ụnPergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.”
  29. قَالَتْ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اِنِّيْٓ اُلْقِيَ اِلَيَّ كِتٰبٌ كَرِيْمٌ qālat yā ayyuhal-mala`u innī ulqiya ilayya kitābung karīmDia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia.”
  30. اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۙ innahụ min sulaimāna wa innahụ bismillāhir-raḥmānir-raḥīmSesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
  31. اَلَّا تَعْلُوْا عَلَيَّ وَأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ allā ta’lụ ‘alayya wa`tụnī muslimīnjanganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
  32. قَالَتْ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اَفْتُوْنِيْ فِيْٓ اَمْرِيْۚ مَا كُنْتُ قَاطِعَةً اَمْرًا حَتّٰى تَشْهَدُوْنِ qālat yā ayyuhal-mala`u aftụnī fī amrī, mā kuntu qāṭi’atan amran ḥattā tasy-hadụnDia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam perkaraku (ini). Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara sebelum kamu hadir dalam majelis(ku).”
  33. قَالُوْا نَحْنُ اُولُوْا قُوَّةٍ وَّاُولُوْا بَأْسٍ شَدِيْدٍ ەۙ وَّالْاَمْرُ اِلَيْكِ فَانْظُرِيْ مَاذَا تَأْمُرِيْنَqālụ naḥnu ulụ quwwatiw wa ulụ ba`sin syadīdiw wal-amru ilaiki fanẓurī māżā ta`murīnMereka menjawab, “Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan.”
  34. قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَا وَجَعَلُوْٓا اَعِزَّةَ اَهْلِهَآ اَذِلَّةً ۚوَكَذٰلِكَ يَفْعَلُوْنَ qālat innal-mulụka iżā dakhalụ qaryatan afsadụhā wa ja’alū a’izzata ahlihā ażillah, wa każālika yaf’alụnDia (Balqis) berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian yang akan mereka perbuat.
  35. وَاِنِّيْ مُرْسِلَةٌ اِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنٰظِرَةٌ ۢبِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُوْنَ wa innī mursilatun ilaihim bihadiyyatin fa nāẓiratum bima yarji’ul-mursalụnDan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku) akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu.”
  36. فَلَمَّا جَاۤءَ سُلَيْمٰنَ قَالَ اَتُمِدُّوْنَنِ بِمَالٍ فَمَآ اٰتٰىنِ َۧ اللّٰهُ خَيْرٌ مِّمَّآ اٰتٰىكُمْۚ بَلْ اَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُوْنَ fa lammā jā`a sulaimāna qāla a tumiddụnani bimālin fa mā ātāniyallāhu khairum mimmā ātākum, bal antum bihadiyyatikum tafraḥụnMaka ketika para (utusan itu) sampai kepada Sulaiman, dia (Sulaiman) berkata, “Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
  37. اِرْجِعْ اِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُوْدٍ لَّا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِّنْهَآ اَذِلَّةً وَّهُمْ صَاغِرُوْنَ irji’ ilaihim falana`tiyannahum bijunụdil lā qibala lahum bihā wa lanukhrijannahum min-hā ażillataw wa hum ṣāgirụnKembalilah kepada mereka! Sungguh, Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu (Saba’) secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina.”
  38. قَالَ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اَيُّكُمْ يَأْتِيْنِيْ بِعَرْشِهَا قَبْلَ اَنْ يَّأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ qāla yā ayyuhal-mala`u ayyukum ya`tīnī bi’arsyihā qabla ay ya`tụnī muslimīnDia (Sulaiman) berkata, “Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?”
  39. قَالَ عِفْرِيْتٌ مِّنَ الْجِنِّ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَامِكَۚ وَاِنِّيْ عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ اَمِيْنٌ qāla ‘ifrītum minal-jinni ana ātīka bihī qabla an taqụma mim maqāmik, wa innī ‘alaihi laqawiyyun amīn‘Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya.”
  40. قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ qālallażī ‘indahụ ‘ilmum minal-kitābi ana ātīka bihī qabla ay yartadda ilaika ṭarfuk, fa lammā ra`āhu mustaqirran ‘indahụ qāla hāżā min faḍli rabbī, liyabluwanī a asykuru am akfur, wa man syakara fa innamā yasykuru linafsih, wa mang kafara fa inna rabbī ganiyyung karīmSeorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.”
  41. قَالَ نَكِّرُوْا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ اَتَهْتَدِيْٓ اَمْ تَكُوْنُ مِنَ الَّذِيْنَ لَا يَهْتَدُوْنَ qāla nakkirụ lahā ‘arsyahā nanẓur a tahtadī am takụnu minallażīna lā yahtadụnDia (Sulaiman) berkata, “Ubahlah untuknya singgasananya; kita akan melihat apakah dia (Balqis) mengenal; atau tidak mengenalnya lagi.”
  42. فَلَمَّا جَاۤءَتْ قِيْلَ اَهٰكَذَا عَرْشُكِۗ قَالَتْ كَاَنَّهٗ هُوَۚ وَاُوْتِيْنَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِيْنَ fa lammā jā`at qīla a hākażā ‘arsyuk, qālat ka`annahụ huw, wa ụtīnal-‘ilma ming qablihā wa kunnā muslimīnMaka ketika dia (Balqis) datang, ditanyakanlah (kepadanya), “Serupa inikah singgasanamu?” Dia (Balqis) menjawab, “Seakan-akan itulah dia.” (Dan dia Balqis berkata), “Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”
  43. وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَّعْبُدُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗاِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كٰفِرِيْنَ wa ṣaddahā mā kānat ta’budu min dụnillāh, innahā kānat ming qauming kāfirīnDan kebiasaannya menyembah selain Allah mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), sesungguhnya dia (Balqis) dahulu termasuk orang-orang kafir.
  44. قِيْلَ لَهَا ادْخُلِى الصَّرْحَۚ فَلَمَّا رَاَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَّكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَاۗ قَالَ اِنَّهٗ صَرْحٌ مُّمَرَّدٌ مِّنْ قَوَارِيْرَ ەۗ قَالَتْ رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمٰنَ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَqīla lahadkhuliṣ-ṣar-ḥ, fa lammā ra`at-hu ḥasibat-hu lujjataw wa kasyafat ‘an sāqaihā, qāla innahụ ṣar-ḥum mumarradum ming qawārīr, qālat rabbi innī ẓalamtu nafsī wa aslamtu ma’a sulaimāna lillāhi rabbil-‘ālamīnDikatakan kepadanya (Balqis), “Masuklah ke dalam istana.” Maka ketika dia (Balqis) melihat (lantai istana) itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya (penutup) kedua betisnya. Dia (Sulaiman) berkata, “Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca.” Dia (Balqis) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”
  45. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ فَاِذَا هُمْ فَرِيْقٰنِ يَخْتَصِمُوْنَ wa laqad arsalnā ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥan ani’budullāha fa iżā hum farīqāni yakhtaṣimụnDan sungguh, Kami telah mengutus kepada (kaum) Samud saudara mereka yaitu Saleh (yang menyeru), “Sembahlah Allah!” Tetapi tiba-tiba mereka (menjadi) dua golongan yang bermusuhan.
  46. قَالَ يٰقَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُوْنَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِۚ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُوْنَ اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ qāla yā qaumi lima tasta’jilụna bis-sayyi`ati qablal-ḥasanah, lau lā tastagfirụnallāha la’allakum tur-ḥamụnDia (Saleh) berkata, “Wahai kaumku! Mengapa kamu meminta disegerakan keburukan sebelum (kamu meminta) kebaikan? Mengapa kamu tidak memohon ampunan kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat?”
  47. قَالُوا اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَنْ مَّعَكَۗ قَالَ طٰۤىِٕرُكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُوْنَ qāluṭ ṭayyarnā bika wa bimam ma’ak, qāla ṭā`irukum ‘indallāhi bal antum qaumun tuftanụnMereka menjawab, “Kami mendapat nasib yang malang disebabkan oleh kamu dan orang-orang yang bersamamu.” Dia (Saleh) berkata, “Nasibmu ada pada Allah (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu adalah kaum yang sedang diuji.”
  48. وَكَانَ فِى الْمَدِيْنَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُّفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ وَلَا يُصْلِحُوْنَ wa kāna fil-madīnati tis’atu rahṭiy yufsidụna fil-arḍi wa lā yuṣliḥụnDan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi, mereka tidak melakukan perbaikan.
  49. قَالُوْا تَقَاسَمُوْا بِاللّٰهِ لَنُبَيِّتَنَّهٗ وَاَهْلَهٗ ثُمَّ لَنَقُوْلَنَّ لِوَلِيِّهٖ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ اَهْلِهٖ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ qālụ taqāsamụ billāhi lanubayyitannahụ wa ahlahụ ṡumma lanaqụlanna liwaliyyihī mā syahidnā mahlika ahlihī wa innā laṣādiqụnMereka berkata, “Bersumpahlah kamu dengan (nama) Allah, bahwa kita pasti akan menyerang dia bersama keluarganya pada malam hari, kemudian kita akan mengatakan kepada ahli warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kebinasaan keluarganya itu, dan sungguh, kita orang yang benar.”
  50. وَمَكَرُوْا مَكْرًا وَّمَكَرْنَا مَكْرًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ wa makarụ makraw wa makarnā makraw wa hum lā yasy’urụnDan mereka membuat tipu daya, dan Kami pun menyusun tipu daya, sedang mereka tidak menyadari.
  51. فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ اَنَّا دَمَّرْنٰهُمْ وَقَوْمَهُمْ اَجْمَعِيْنَ fanẓur kaifa kāna ‘āqibatu makrihim annā dammarnāhum wa qaumahum ajma’īnMaka perhatikanlah bagaimana akibat dari tipu daya mereka, bahwa Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya.
  52. فَتِلْكَ بُيُوْتُهُمْ خَاوِيَةً ۢبِمَا ظَلَمُوْاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ fa tilka buyụtuhum khāwiyatam bimā ẓalamụ, inna fī żālika la`āyatal liqaumiy ya’lamụnMaka itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezaliman mereka. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mengetahui.
  53. وَاَنْجَيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ wa anjainallażīna āmanụ wa kānụ yattaqụnDan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.
  54. وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ wa lụṭan iż qāla liqaumihī a ta`tụnal-fāḥisyata wa antum tubṣirụnDan (ingatlah kisah) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji), padahal kamu melihatnya (kekejian perbuatan maksiat itu)?”
  55. اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِ ۗبَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَa innakum lata`tụnar-rijāla syahwatam min dụnin-nisā`, bal antum qaumun taj-halụnMengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).

Kita sudah sampai pada akhir artikel bacaan al quran juz 19 latin, arab, dan terjemahan Indonesia. Mudah-mudahan menjadi amal kebaikan bagi pembaca dan juga bagi admin. Aamiin

Quranindo.com adalah website al quranul karim tercepat dan hemat kuota internet di Indonesia.

Baca Al Quran